Jamaah Jumat rahimakumullah
Sebagai hamba Allah SWT, kita yakin bahwa apapun yang terjadi di dunia ini adalah atas iradah (kehendak)-Nya. Kemudian sebagai orang yang beriman, kita yakin bahwa apapun yang terjadi di dunia pasti berhikmah. Termasuk kebaikan atau keburukannya. Lebih-lebih musibah.
Sebagai orang yang beriman kita yakin bahwa musibah yang terjadi itu memiliki, paling tidak, dua hikmah atau dua fungsi.Yang pertama, adakalanya musibah atau bencana ini sebagai ujian. Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang mempunyai nafas akan merasakan maut, dan kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu akan kembali.” (QS. Al-Anbiya’: 35)
Setiap manusia pasti mempunyai ujian masing-masing, apapun bentuk ujian itu. semakin tinggi derajat seseorang pasti akan semakin berat ujiannya. Ibaratnya kalau kelas satu naik kelas dua, pasti ada ujiannya, demikian seterusnya. Ujian Juga diperuntukkan ketika lulus SD menuju SMP, begitupula dari SMP ke SMA. Semakin tinggi jenjang yang dituju, maka semakin berat pula ujian yang harus dilalui.
Demikian pula dengan keimanan dan ketakwaan seseorang. Semakin tinggi derajat ketakwaan seseorang, tentu semakin berat pula ujian yang harus dilalui. Ujian yang diberikan Allah ada dua;
Pertama, بالشَرِّ (keburukan) dengan bentuk macam-macam, sebagai contoh musibah, bencana, penyakit atau apapun bentuknya.
Suatu ketika baginda nabi ditanya,