Ibadallah,
Ayat lainnya yang menjelaskan bahwa takwa itu memberikan kelapangan rezeki di dunia dan kebahagiaan di akhirat adalah firman Allah Ta’ala,
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِم مِّن رَّبِّهِمْ لَأَكَلُوا۟ مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم مِّنْهُمْ أُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ سَآءَ مَا يَعْمَلُونَ
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” [Quran Al-Maidah: 66]
Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan bahwa seandainya ahli kitab di masa mereka mengamalkan Taurat, Injil, dan sekarang Al Quran, pasti Allah akan membanyakan rezeki yang turun kepada mereka dari langit dan menumbuhkan yang dari bumi.
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan ketiga ayat yang kita bahas dalam khotbah ini, beliau mengatakan, “Allah menjadikan takwa sebagai sebab rezeki. Dan Dia menjanjikan tambahan bagi mereka yang bersyukur. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. [Quran Ibrahim: 7].
Ibadallah,