Naskah Khutbah Jumat  3 Maret 2023 Spesial Ramadhan dengan Tema Keajaiban Setelah Bersedekah

- 2 Maret 2023, 20:45 WIB
Khutbah Jumat  3 Maret 2023 Spesial Ramadhan dengan Tema Keajaiban Setelah Bersedekah
Khutbah Jumat  3 Maret 2023 Spesial Ramadhan dengan Tema Keajaiban Setelah Bersedekah /Pixabay/Pexels

SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut khutbah Jumat terbaru menjelang bulan Ramadhan 1444 H-2023 M yang disajikan secara singkat, mudah dipahami dan cocok untuk referensi Khutbah Jumat minggu ini.

Momen bulan bulan suci Ramadhan 1444 H-2023 M merupakan momen yang tepat untuk memperbaiki keimanan dan ketaqwaan kita, yakni salah satunya dengan memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan 2023.

Allah SWT telah menjanjikan kepada hambanya yang suka bersedekah, karena dengan kita menyisihkan harta kita untuk membantu orang lain, maka Allah SWT akan memudahkan semua urusan baik di dunia maupun di akhirat.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi 3 Maret 2023, Tema Pilihan: Al Quran Adalah Obat

Orang-orang yang gemar bersedekah selalu memperoleh keberuntungan, keutamaan, kemuliaan dan ditempatkan di posisi yang terbaik, kelak di akhirat nanti.

Selain itu, sedekah merupakan kunci dalam memperbaiki hidup yang lebih baik, karena dengan bersedekah kita dilatih untuk hidup sederhana, tidak berlebihan dan selalu bersimpati kepada orang lain yang sangat membutuhkan.

Apabila kita rutin bersedekah, maka kita akan memperoleh manfaat yang luar biasa di dunia, salah satunya adalah mensucikan harta, mensucikan badan dari perbuatan dosa, dapat menolak beragam bencana dan penyakit, membahagiakan orang miskin, dan menjadikan harta kekayaan berkah, serta rizkimu akan menjadi melimpah.

Baca Juga: Bantuan KJP Plus Maret 2023 Sudah Mulai Cair, Segera Cek Isi Rekening Bank DKI Lewat Aplikasi Ini di HP

Lantas, manfaat apakah yang kita peroleh di akhirat nanti dengan bersedekah?

Adanya referensi materi khutbah di minggu pertama pada 3 Maret 2023, diharapkan bisa dipahami dengan baik. Silahkan catat dan pelajari poin-poin penting.

Untuk lebih lanjut, berikut khutbah Jumat bertema, ‘Keajaiban Setelah Bersedekah,’ disampaikan oleh Dahlan Ramli, sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id.

Khutbah Pertama

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ , وَلاَ عُدْوَانَ اِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, أَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ .
اَ للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ , وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ, أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَ اِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ , فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِيْنَ

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Pada umumnya, ketika seseorang bersedekah atau berinfak, selain dikaitkan dengan keinginan untuk mendapatkan balasan dan yang menerimanya. Hal ini terjadi sejak zaman Nabi saw, sebagaimana dalam sebuah riwayat dikatakan, bahwa ada sekelompok sahabat Nabi saw yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan beberapa kelompok Yahudi. Mereka enggan memberi bantuan kepada orang-orang yang belum beragama Islam, dengan harapan kesulitan yang mereka hadapi itu dapat mengantar mereka untuk mau dan berani meminta kepada kaum “aghniya” dari kalangan kaum Muslimin. Pada gilirannya nanti mereka terpaksa meminta bantuan dan mau memeluk agama Islam. Sikap yang demikian ini tidak dibenarkan oleh Allah SwT (Al-Baqarah [2]: 272).

Baca Juga: Referensi PPDB 2023, Top 10 SMP Negeri dan Swasta Terbaik di Boyolali Jawa Tengah Versi Kemdikbud

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya.”

Ayat ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw sebagai teguran dan pelurusan atas sikap memilah-milah orang ketika bersedekah. Kalau demikian, dapat kita pahami bahwa bersedekah atau berinfak itu tidak boleh dikaitkan dengan tujuan untuk memikat, membujuk, menggiring atau memaksa supaya si penerima sedekah itu memeluk agama Islam. Begitu juga, apabila seseorang bersedekah karena mengharap balasan dari yang menerima, apapun bentuknya.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Perbedaan agama dan status sosial apa pun, jangan dijadikan sebagai penghalang bersedekah, berinfak atau memberi bantuan lainnya. Dalam Hadits lain diriwayatkan tentang seseorang yang bersedekah kepada orang-orang yang dipandang oleh umumnya manusia tidak pantas diberi. Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Ada seseorang berkata, “aku hendak bersedekah malam ini”. Lalu dia keluar membawa sedekahnya dan disedekahkannya kepada perempuan lacur (pezina). Pada pagi harinya banyak orang menggunjingkan bahwa tadi malam ada para pezina yang diberi sedekah oleh seseorang. Orang yang bersedekah itu berkata: “Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh kepada pezina, dan aku akan bersedekah lagi”.

Dia pergi dengan membawa sedekahnya, lalu diberikannya kepada orang-orang kaya. Pada pagi harinya banyak orang menggunjingkan lagi, bahwa semalam ada orang bersedekah kepada orang kaya (aghniya). Lain orang yang bersedekah itu berkata; “Ya Allah, untuk-Mu-lah segala puji, karena Engkau telah menjadikan sedekahku jatuh kepada orang kaya, dan aku akan bersedekah lagi”.

Dia pergi lagi dengan membawa sedekahnya, lain diberikannya kepada si pencuri (saariq). Pada pagi harinya banyak orang menggunjingkan lagi bahwa tadi malam ada yang memberi sedekah kepada pencuri. Orang yang bersedekah itu berkata; “Segala puji bagi Allah yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh kepada para pelacur, orang-orang kaya, dan para pencuri”.

Baca Juga: Hanya 1 Kampus di Kabupaten Boyolali yang Masuk Daftar Universitas Terbaik Dunia Versi EduRank, Ini Profilnya

Maka diutuslah Malaikat untuk menemui orang yang bersedekah itu, seraya berkata kepadanya: “Sedekah anda sudah diterima oleh masing-masing orang yang anda beri sedekah. Adapun perempuan pezina, semoga dia berhenti dari perbuatan zina-nya; kepada orang kaya, semoga dia menyadari dirinya dan menjadi mau bersedekah; dan untuk si pencuri, semoga dia berhenti mencuri”. (Lafadl Hadits ini bagi Muslim).

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Dari Hadits tersebut mengandung beberapa pelajaran yang sangat berharga bagi kaum beriman, di antaranya adalah:

Pertama; pada umumnya orang-orang berpandangan bahwa bersedekah kepada pezina, orang kaya dan pencuri atau kepada yang berbeda agama (non muslim) itu dipandang sebagai perbuatan jelek yang sia-sia dan tidak akan mendapat pahala. Atau

bahkan berdosa, karena yang demikian itu terkesan mendukung perbuatan “ma’shiyat

(kedurhakaan), “fahsya” (kekejian) dan “munkar” (pengingkaran).

Kedua; bersedekah itu sangat erat kaitannya dengan niat dan motivasi, tujuannya dan doa, serta keikhlasan, kebersihan, kemurnian dan kebeningan hati. Semua itu dapat mengundang dukungan para Malaikat dengan doanya yang dipanjatkan kepada Allah SwT, sehingga sangat mungkin Dia menerima dan memberi pahala atas sedekah itu serta mengabulkan doa para Malaikat itu.

Baca Juga: Ada 8 Kampus di Bandung Masuk Daftar Universitas terbaik di Dunia Versi EduRank 2022, Kampus Mana Saja?

Ketiga; niat dan keikhlasan, adalah sikap atau pekerjaan hati yang sangat dalam dan sangat tersembunyi (batin). Siapapun tidak akan dapat mengetahui apa yang terkandung di dalam hati seseorang. Yang dapat mengetahuinya hanyalah Allah SwT, Malaikat dan mungkin dirinya sendiri. Maka ketika seseorang bersedekah, kita atau siapapun tidak boleh mempertanyakan tentang niatnya, dan tingkat keikhlasannya, karena yang demikian itu merupakan suatu sikap hati yang sangat rahasia.

Keempat; seperti telah kita maklumi bersama, bahwa jangankan kita, para Rasul pun sungguh kesulitan menyadarkan para pelaku kedurhakaan, kemaksiatan dan kemungkaran itu. Termasuk persoalan meninggalkan agama terdahulu dan memeluk agama Islam. Namun, bagi Allah SwT tidak ada satupun yang sulit, apabila Dia telah menghendaki sesuatu itu terjadi maka terjadilah. Oleh karena itu, kita tidak boleh memaksa orang lain untuk memihak kita dengan cara memboikot sedekah. Kita hanya ditugaskan mengingatkan mereka. Para Nabi dan juga yang lainnya hanya berkewajiban menyampaikan petunjuk baik secara lisan maupun dengan secara keteladanan hingga membuahkan pengetahuan.

Kelima; segala usaha dan amal perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, apabila disertai dengan niat yang ikhlas dan penuh ketulusan hanya mencari dan mengharap keridhaan Allah SwT (ibtighaa-a Wajhillah), maka sungguh akan menumbuhkan keberkahan dan banyak manfaatnya. Keberkahan yang merupakan anugerah Allah tersebut, akan dapat dirasakan langsung oleh banyak orang baik mereka yang beragama Islam maupun non muslim.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Ayat dan riwayat di atas merupakan dasar untuk menyatakan kebolehan bersedekah kepada siapapun tanpa harus dibatasi oleh sekat-sekat pabedaan, termasuk perbedaan agama. Kalau kepada binatang saja Islam menganjurkan untuk berbuat baik, maka apakah kepada sesama manusia terlarang hanya disebabkan berbeda agama?

Hampir semua ulama bersepakat membolehkan berinfak dan bersedekah, kepada non muslim, tetapi yang berkaitan dengan zakat maal tidak semua ulama membolehkan diterima oleh non Muslim. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang berhak menerima bagian (mustahiq) zakat maal itu khusus bagi orang-orang yang termasuk golongan delapan “asnaf”, sebagaimana pada ayat 60 surat ke-9 (At-Taubah). Selain pengkhususan tersebut, ayat ini juga dipahaminya sebagai pengkhususan bagi kaum muslimin saja dan bukan untuk non muslim. Sedangkan sebagian yang lainnya menyatakan bahwa non muslim pun berhak menerima bagian. Mereka memahami bahwa ayat tersebut berlaku untuk umum, tidak hanya untuk orang-orang Islam saja. Bahkan, salah satu yang berhak menerimanya adalah “mu’allaf”, yaitu orang kafir yang diharapkan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam tetapi imannya masih lemah. (Lihat catatan kaki nomor 647 Al Qur'an dan Terjemahnya Departemen Agama Rl).

Baca Juga: Harga Terbaru Oppo A17 Terbaru pada Maret 2023, Baterai Besar dan Kamera 50MP, Cek Spesifikasinya

Pendapat tersebut dikuatkan dengan Hadits riwayat Ahmad dari Sofwan bin Umayah, ia berkata. “Rasulullah saw memberiku suatu pemberian dalam peristiwa Hunain. Sesungguhnya beliau adalah manusia yang paling aku benci. Tapi beliau selalu memberiku suatu pemberian hingga beliau menjadi satu-satunya orang yang paling aku cintai”. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dan Imam At Tirmidzi.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Dengan demikian, janganlah kila bersedekah selam hanya mencari keridhaan Allah SwT, sebagaimana penggalan ayat di atas, “warmaa tunfiquuna illabtighaa-a wajhillaah” Keridhaan Allah, mengisyaratkan bahwa Allah SwT Maha Mencukupi segala kebutuhan umat-Nya, baik kebutuhan yang bersifat material maupun spiritual, lahiriyah maupun batiniyah, dunyawiyah maupun ukhurawiyah, termasuk memberi balasan pahala atas sedekah yang dilakukan hamba-Nya. Allah SwT rela memberi pahala yang berlipat ganda.

Bahkan, surga Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya, selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Inilah kenikmatan hakiki, yakni bertemu dengan “Wajah Allah”.

جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَامِلِيْنَ الْمُخِلِصِيْنَ، وَ أدْخَلَنَا وَ إِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ الْمُجَاهِدِيْنَ، وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Baca Juga: Referensi Kata-kata Menyambut Bulan Suci Ramadhan 2023, Bagikan untuk Keluarga dan Kerabat

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ وَ الشُّكْرُ لِلّهِ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.  وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ، نَبِـيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَليَ آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ وَالاَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْـكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْـدُ فَيَاأَيـُّهَا اْلإِخْوَانُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Segala puji milik Allah. Dia-lah yang telah menganugerahkan segala segala kebutuhan makhlukNya, terutama kebutuhan kita. Namun, kita sering lalai dan suka lupa bersyukur kepada-Nya. Untuk itu, marilah kita berdoa dengan khusyu’, ikhlas dan tawadlu’ sambil istighfar, mohon ampunan Allah SwT.

Ya Allah; Ampunilah kami, yang telah menganiaya diri, anak dan istri kami; bahkan menjauhkan mereka dan hidup yang islami dan bangga dengan kejahiliyahannya.

Yaa Rabbanaa; Anugerahilah kami berkah-Mu untuk rezeki yang kami dapatkan. Berkah-Mu untuk ilmu yang kami miliki. Berkah-Mu untuk kekuatan yang kami punyai.

 

Editor: Ririn Handayani

Sumber: suaramuhammadiyah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x