SEPUTARLAMPUNG.COM – Simak salah satu amalan yang selalu dilakukan oleh Baginda Rasulullah SAW selama menjalani puasa di bulan suci Ramadhan.
Seperti kita ketahui bahwa saat ini kita sudah memasuki bulan Syaban dalam kalender islam, artinya dalam hitungan hari kita akan menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Lantas amalan apa yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW? Jawabannya adalah memperbanyak bacaan istighfar kepada Allah SWT.
Istighfar merupakan bacaan dzikir yang umum dibaca tiap muslim, mulai dari yang pendek sampai bacaan yang panjang.
Membaca istighfar yang diamalkan setiap hari memiliki efek yang luar biasa bagi keimanan seseorang, karena dengan membaca istighfar bisa jadi Allah SWT berkenan mengampuni dosa-dosa kita.
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 199 tentang perintah untuk beristighfar:
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan beristighfarlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah 2:199).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Rasulullah SAW bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
Artinya: "Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepadaNya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari," (HR al-Bukhari)
Berikut 7 keutamaan membaca istighfar:
1. Allah mengampuni dosa seorang hamba dan hamba tersebut dicintai oleh Allah SWT.
2. Allah akan melimpah ruah kan harta benda
3. Allah turunkan keberkahan lewat curah hujan yang lebat
4. Allah akan melimpahkan kepadamu kebun-kebun yang indah
5. Allah memberikan keturunan
6. Allah memberikan Surga seluas Langit dan Bumi
7. Allah berikan kenikmatan hidup
Lalu bagaimana dengan bacaan istighfar?
1. Istighfar pendek
أستغفر الله
Astaghfirullah
“Aku memohon ampun kepada Allah.”
2. Istighfar Nabi SAW sebelum wafat
Nabi SAW senantiasa membaca dzikir berikut setelah penaklukkan Makkah (Fathu Makkah).
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Subhanallahi wabihamdih, astaghfirullah wa atubu ilaih
“Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”
Baca Juga: Profil David Gadgetin, Youtuber Indonesia yang Fotonya Dipakai Media Luar dalam Kasus Mario Dandy
3. Istighfar penghapus dosa besar
أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم و أتوب إليه
Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih.
“Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”
4. Istighfar dalam majelis
: رب اغفر لي و تب علي إنك أنت التوب الرحيم
Rabbighfirli wa tub ‘alaiya, innaka antat tawwaabur rahiim
“Wahai Pemeliharaku, ampunilah aku dan berilah taubat kepadaku. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.
5. Istighfar saat sholat sebelum salam
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُالرَّحِيمُ
Allahumma inni dholamtu nafsi dhulman katsiro, wala yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min indika, warhamni innaka antal ghafurur rahiim.
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah zalim kepada diriku dengan kezaliman yang banyak dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
6. Istighfar Nabi Adam A.S
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Robbana dholamna anfusana, wa illam taghfirlana wa tarhamna, lanakuunanna minal khosirin
"Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat zalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi."
7. Doa sayyidul Istighfar
: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta Rabbi, La Ilaha illa anta, Khalaqtani wa ana abduka, wa ana ‘ala ahdika wa wa’dika, mas tatha’tu, audzu bika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bini'matika wa abu’u laka bi dzanbi, faghfir li , fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta,
“Ya Allah, Engkaulah Pemeliharaku. Tiada sesembahan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Dan aku berada pada kesepakatan dan perjanjian dengan-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang aku perbuat. Aku bertaubat kepada-Mu dengan karunia-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu dengan dosaku. Maka, ampunilah aku karena tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.” ***