Maraknya narkoba dan miras di kalangan pemuda, pergaulan bebas atau perzinaan, pembiaran LGBT, hingga prostitusi online bernilai puluhan juta rupiah bisa menjadi contoh bagaimana tipu daya setan terhadap manusia.
Bersenang-senang dengan kehidupan dunia tidak lepas dari bisikan yang memperindah perbuatan buruk seolah mendatangkan kesenangan dan kenikmatan. Tipu daya setan berujung pada penyesalan bagi manusia.
Dan, setan menyatakan semua itu bukan kesalahan dirinya. Tetapi semata karena lemahnya keimanan seseorang. Setan berlepas dari berbagai tuntutan. Setan ingin terbebas dari berbagai tuduhan manusia. Pengakuan jujur setan ini diabadikan Allah dalam firman-Nya:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي ۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ ۖ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۖ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ ۗ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan; “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.
Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesuangguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dulu. Sungguh orang-orang yang dzalim akan mendapat siksaan yang pedih.” (Ibrahim: 22).
Ayat di atas menggambarkan setan seolah menjadi hakim dan menyatakan dirinya bebas dari berbagai tuduhan dan berbalik menyalahkan manusia karena lemahnya kekuatan diri atas ajakannya ketika di dunia. Bahkan setan menasehati manusia untuk tidak mencerca dirinya. Justru manusia harus mencerca dirinya sendiri yang lalai oleh bisikannya sehingga terjatuh pada kemaksiatan dan kenistaan.
Jamaah yang dirahmati Allah
Berulangkali Allah menyatakan bahwa janji-janji yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul yang diutus-Nya pasti terjadi. Bahkan berkali-kali Allah mennyatakan bahwa janji-Nya pasti benar. Dalam hal ini Allah berfirman: