فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya. Yaitu dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan oleh RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Ada dua orang yang berbeda, katakanlah si A dan si B. Kedua orang ini sama-sama tidak berpuasa Ramadhan. Namun si A berdosa, sedangkan si B tidak berdosa. Mengapa hukumnya bisa berbeda? Padahal perbuatannya sama, yaitu sama-sama tidak berpuasa.
Berbeda, karena alasannya juga berbeda. Si A tidak berpuasa dengan alasan malas, sedangkan si B tidak berpuasa dengan alasan sakit parah. Si A tidak mau berpuasa padahal dia mampu. Adapun si B, sebenarnya dia mau berpuasa tapi karena ia tidak mampu untuk melaksanakannya sehingga dia tidak berpuasa.
Jadi ada perbedaan yang sangat mendasar, antara kemalasan dan ketidakmampuan. Kemalasan adalah virus yang diperangi dalam Islam. Sedangkan ketidakmampuan adalah kondisi manusiawi yang ditolerir di dalam Islam.
Kaum muslimin yang kami hormati,
Sifat malas adalah karakter buruk yang menjangkiti sebagian manusia. Gara-gara sifat jelek ini, seseorang terhalang dari banyak amal shalih dan ibadah. Tidak mau shalat karena malas. Tidak mau puasa Ramadhan, membaca Al-Qur’an, membantu orang tua, belajar dan menghadiri pengajian karena malas. Dan masih banyak amal shalih dan ibadah yang lainnya yang ditinggalkan gara-gara kemalasan.