“Dari Anas bin Malik dari Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tiga (perkara) yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Allah SWT dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya. Bisa ia mencintai seseorang, ia tidak menaruh kecintaan kecuali karena Allah Swt. Dan ia membenci untuk kembali kepada kekufuran, seperti halnya ia membenci ketika akan dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Bukhari)
Hadirin jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah
Keimanan haruslah selalu melekat pada seorang hamba sampai akhir hayatnya. Seperti yang disabdakan oleh Nabi:
عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِيِّ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ – قَالَ: ” قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ، فَاسْتَقِمْ
Sufyan bin Abdillah ats-Tsaqfi, beliau berkata: Aku berkata: ”Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku satu perkataan dalam Islam, yang aku tidak pernah bertanya kepada seorang pun selain engkau.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah Swt kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Untuk memperkuat keimanan, kita dianjurkan untuk selalu melakukan kesunahan-kesunahan yang telah dilakukan oleh Nabi, memperbaiki ketakwaan, dan selalu bero’a akan kebaikan-kebaikan yang bisa dicecap manisnya baik di dunia maupun di akhirat.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ يَهْدِيْهِمْ رَبُّهُمْ بِاِيْمَانِهِمْۚ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. Yunus: 9)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيم.
Khutbah II