Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam kesempatan kali ini marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Yakni, imtitsal awamirillah wa ijtinab nawahihi, melaksanakan perintah Allah, baik berupa kewajiban maupun kesunahan. Sekaligus, menjauhi seluruh larangan Allah, baik larangan makruh, apalagi yang haram.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Melalui khotbah ini saya sampaikan kepada umat Islam, termasuk para santri. Kita tahu manusia pada umumnya mempunyai keinginan, atau cita-cita yang sangat tinggi. Namun, tidak semua keinginan tersebut selaras dengan apa yang kita harapkan. Bahkan tujuan hidup kita menyeleweng dari tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Bahkan, terkadang tujuan kita bertentangan dengannya.
Sebagaimana tujuan hidup sesungguhnya yang difirmankan kepada Allah:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Ibnu Abdil Bar menafsirkan makna liya’budun adalah liyuqirru bi al-‘ubudiyah dhau’an au karhan (berusaha konsisten pada nilai ibadah dalam keadaan gembira ataupun susah). Terkadang memang ibadah ada yang kita sukai ataupun tidak. Dan itu kita dituntut untuk selalu menarik nilai ibadahnya.
Maka dari itu, keberhasilan yang sesungguhnya bukanlah atas seberapa tinggi jabatan yang kita peroleh, banyak harta yang dikumpulkan, atau luasnya ilmu yang kita paham. Walaupun itu tidak dilandasi dengan orientasi pengabdian kepada Allah, maka tidak berguna.