Teks Khutbah Jumat Terkini 6 Mei 2022, Tema: Idul Fitri 1443 H Momen yang Tepat Menjadi Diri Kita Sendiri

- 2 Mei 2022, 19:20 WIB
ILUSTRASI Khutbah Jumat
ILUSTRASI Khutbah Jumat /Abdullah_Shakoor

Apa yang akan dipertanggung jawabkan. Semua status itu mempunyai peluang untuk bahagia, menjadikan seseorang itu sa’idun, atau pada akhirnya amanat dan status yang dia miliki itu menjadi syaqiyyun, orang yang celaka. Maka jangan habis-habisan dalam hidup ini, ketika kita mencari duit jangan habis-habisan, lalu duit itu membelenggu dan menyandera kita.

Ketika seseorang punya pikiran, analisa, persepsi, maka analisa dan pendapat kita bukanlah yang harus kita mutlakkan, itu yang paling benar, tidak. Kita mempunyai pilihan dalam hidup ini, apalagi kita berbicara tentang persoalan politik. Pilihan politik itu bukanlah sesuatu yang mutlak, bukan sesuatu yang ‘kebenarannya’ bersifat mutlak. Politik itu kepentingan, politik itu membangun persepsi, politik itu adalah membangun trust kepercayaan. Itu bisa benar, bisa juga tidak.

Baca Juga: 16 Trend Kata Ucapan Mohon Maaf Hari Raya Idul Fitri 2022, Lengkap Link Twibbon Minal Aidin Wal Faizin 1443 H

Maka, apapun yang menjadi pilihan dan dukungan kita terhadap seseorang itu, sesungguhnya adalah nisbi. Hal yang terbatas kebenarannya. Hari ini bisa benar, hari ini bisa salah, hari ini bisa kita agungkan sebagai pahlawan, besok ia bisa menjadi pecundang dan bisa menjadi penghianat. Tidak ada yang tetap dalam kehidupan, kehidupan seseorang hanya akan diukur dengan “akhir” segala aspek kehidupan

وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Ujung dari sebuah kehidupan itu adalah bilamana hidup itu terus disertai dengan ketakwaan kepada Allah Swt. Yang bisa menjamin hanya Allah Swt. Oleh karena itu, santai saja, kita tidak perlu hebat-hebatan, merasa kalau dunia ini segalanya. Bila tidak akan runtuh dunia ini, Indonesia ini kalau tidak yang menang (Pilpres) “yang ini” maka akan hancur, akan kiamat. Tidak seperti itu.

Bolehkah, kita mengkalkulasi secara politik, tetapi yang tidak boleh adalah mengabsolutkan persepsi pandangan yang kita miliki lalu kemudian kita menghancurkan kehidupan yang kita miliki sendiri. Kita menciptakan konflik diantara kita sendiri. Kita menghancurkan persaudaraan antar diri kita sendiri. Karena kehidupan itu begitu nisbi.

Apalagi dalam dunia politik yang memang disana ada strategi, ada tipuan, bagaimana caranya melakukan sebuah proses pemenangan, dan tidak ada seorangpun memberikan jaminan atas kebaikan diri seseorang, karena seseorang bisa berubah dalam setiap situasi dan keadaan.

Ma'asyiral Muslimin Jamaah Jumah Rahimakumullah

Oleh karena itu, yang kita lakukan adalah terus melakukan kebaikan. Dalam bahasa tasawuf itu dikatakan; ada wirid dan warid. Wirid itu bukan sekedar amalan-amalan berupa doa, dalam pemahaman lintas sufi, itu semua amal ibadah yang kita bisa lakukan ketika masih hidup ini. Wirid itu terbatas, shalat yang kita lakukan itu terbatas selagi kita masih hidup. Kita berbuat kebaikan itu terbatas, wirid itu terbatas, maka lakukanlah yang terbanyak untuk itu.

Halaman:

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Tebuireng Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah