Teks Khutbah Jumat, 22 April 2022 Terbaru Spesial Ramadhan, Tema: Hikmah di Balik Perbuatan Ikhlas

- 16 April 2022, 11:40 WIB
Khutbah Jumat 15 April 2022.
Khutbah Jumat 15 April 2022. // Mariakray/ Pixabay

Dalam QS. Adz-Dzariat (52) ayat 56 Allah berfirman bahwasanya manusia dan jin tidak diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah yang ikhlas, sebagaimana dijelaskan pada QS. Al-Bayinah (98) : ayat 5 berikut :

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).

Ikhlas berarti beramal, beraktifitas, dan beribadah semata-mata hanya mengharap ridha Allah semata. Karena ikhlas berarti bekerja untuk Allah, maka sudah barang tentu setiap pekerjaan ia laksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan etos kerja yang tinggi. Apabila mendapat upah dari hasil kerja, maka ia belanjakan kepada yang halal dan dengan cara yang halal pula.

Apakah mungkin orang yang beramal dengan ikhlas melaksanakan amalnya itu dengan asal-asalan? Jawabannya adalah tidak mungkin, karena lillah sama sekali bertentangan dengan asal-asalan.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 2022 dalam Bahasa Madura, Tema: Ramadhan 1443 H sebagai Jembatan Ampunan Allah SWT

Bekerja dengan etos kerja rendah hanya mungkin terjadi bila ia melakukan perkerjaannya itu dengan maksud yang fana, bila ia bekerja dengan maksud selain kepada Allah. Kepada kepala panitia kerja bakti misalnya, ia bekerja giat apabila dilihat saja.

Sedangkan ikhlas adalah bekerja untuk Allah. Karena sadar Allah maha melihat, maka ia tidak tidak membutuhkan perhatian manusia manapun. Karena tahu Allah maha hidup, tentu Allah akan selalu ada, berbeda dengan makhluk yang memiliki batas waktu di dunia. Karena Allah yang memberikan hidup, segala kenikmatan, dan fasilitas di dunia untuk manusia, tentu saja ia pun akan beramal dengan etos kerja yang tinggi sebagai tanda syukur.

Lagi pula, manusia mana yang berani terang-terangan bekerja untuk Allah tapi tidak mengerahkan segala kemampuan yang ia miliki? Niat ikhlas diiringi usaha yang sebaik-baiknya adalah dua ikatan yang tak dapat lepas dari hamba yang ikhlas.

Bagaimana dengan orang yang bekerja dan mendapatkan upah, seperti guru, dokter, dosen, apakah mereka tidak ikhlas? Takmir masjid dan pengurus ormas yang menjalankan tugasnya tanpa mendapat upah apakah otomatis ikhlas?

Halaman:

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah