Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا . أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى .
أما بعد عباد الله :
Di akhir atau setelah bulan Ramadhan berakhir Allah Tabaraka wa Ta’ala mensyariatkan kepada hamba-Nya untuk bertakbir, bersyukur atas karunia dan fadhila puasa dan shalat di malam harinya serta berbagai macam amalan ketaatan lainnya yang ia berikan taufik kita untuk mengamalkannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Ibadallah,
Lafadz takbir yang disunnahkan untuk diucapkan oleh kaum muslimin di malam hari raya Id adalah
الله أكبر ، الله أكبر ، لا إله إلا الله ، الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Takbir tersebut diucapkan hingga keesokan paginya, saat pergi dari rumah menuju tempat shalat sampai mulai ditegakkanya shalat Id,