Namun, kepedulian kepada sesama itu kadang sulit diwujudkan oleh karena sebagian orang tidak mengalami secara langsung apa yang dialami oleh seseorang yang lain. Maka, menangkap kedua makna puasa itu untuk mempertinggi solidaritas sosial sangat penting agar kita tidak menjadi pribadi-pribadi yang terbelah.
Misalnya adalah seseorang yang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan ketaatan ritual yang tinggi, namun hatinya tak bergetar melihat ketimpangan sosial. Dengan segala rangkaiannya, puasa melatih agar kita terampil menggunakan mata hati sosial.
Hadlirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Demikianlah, mudah-mudahan kita semua senantiasa dalam bimbingan Allah sehingga mampu menjadi pribadi-pribadi utuh dan memiliki setidaknya dua kesadaran tadi.
Marilah bersama-sama kita akhiri khutbah ini dengan membaca doa…
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ .
Allahumma ya Allah, limpahkanlah ampunan kepada kaum Muslimin dan orang-orang yang beriman, baik bagi mereka yang masih menghirup udara kehidupan dunia maupun yang telah Kembali ke haribaan-Mu.
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.
Allahumma ya Allah, lembutkanlah hati kami semua, perbaikilah semua urusan di antara kami, dan tunjukkanlah kami ke jalan keselamatan, arahkanlah kami kepada keselamatan, dengan keluar dari kesesatan menuju cahaya-Mu. Anugerahkan kepada kami kempuan menjauhi hal-hal tercela, baik yang kasat maupun yang tersembunyi.