Contoh Khutbah Jumat Ramadhan Penuh Berkah dan Ketakwaan, Tema: Hanya Orang Beriman yang Tidak Merugi

- 30 Maret 2022, 07:40 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat.
Ilustrasi khutbah Jumat. /Pixabay/mucahityldis

SEPUTARLAMPUNG.COM – Berikut adalah contoh materi khutbah Jumat di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan kebaikkan-kebaikkan dengan tema hanya orang beriman yang tidak merugi.

Ramadhan merupakan bulan terbaik bagi tiap muslim memperbaiki diri dan memperbaiki kualitas keimanan serta ketakwaan pada Allah SWT.

Sebagaimana kita ketahui, Allah SWT memerintahkan orang yang beriman untuk melakukan ibadah puasa. Hal ini termaktub dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183 yang memiliki arti:

“Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Baca Juga: Selamat! Pikiran-Rakyat.com Raih Gold Winner sebagai General News Online Terbaik di Ajang IPMA SPS Awards 2022

Hal ini membuktikan bahwa hanya orang yang memiliki keimanan yang kuatlah yang mampu melaksanakan perintah Allah SWT, salah satunya adalah perintah puasa di bulan Ramadhan.

Lalu apa arti iman?

Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada Rasulullah,

فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ

Artinya: "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).

Dalam materi khutbah Jumat kali ini, diharapkan akan mudah dimengerti dan dipahami oleh para jamaah. Sehingga mereka paham betul bahwa tanpa iman manusia akan merugi.

Materi Jumat ini juga bisa dijadikan referensi bagi Anda yang belum mempersiapkan untuk Jumat selama bulan Ramadhan.

Dilansir seputarlampung.com dari situs suaramuhammadiyah.com berikut khutbah Jumat dengan tema hanya orang beriman yang tidak merugi, disampaikan oleh Muhammad Jindah Wahyudi dan bisa dijadikan referensi bagi Anda yang belum menyiapkan materi khutbah Jumat:

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ ِلله ِالَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفاَ بِاللهِ شَهِيْدًا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ: فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْاللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Mengawali hutbah jum’at siang ini marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua, seraya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada-Nya. Sebab hanya orang yang bertaqwa yang selalu berusaha dalam meniti kehidupan ini dengan penuh hati-hati dan cermat namun tetap berusaha dengan serius dan bersungguh-sungguh agar terhindar dari perbuatan yang tidak bermakna yang merugikan diri sendiri.

Firman Allah :

وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr :1-3)”

Baca Juga: 2 Buah Ini Bisa Mengobati Nyeri Sendi dan Tulang, Zaidul Akbar: Ada Kandungan Kolagen untuk Melapisi Sendi

Hadiri Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, M. Quraish Shihab secara bahasa memberi makna lafadz al-ashr ini dengan “hasil perasan” sebagaimana seorang ibu ketika memeras parutan kelapa untuk mendapatkan hasil yang namanya santan, dan hasil perasan inilah yang dimaksud dari al ashr itu. Makna ini ada kesan yang berkonotasi tentang seorang pekerja keras, banting tulang dan peras keringat untuk mendapatkan penghasilan, yang biasanya akan mengkalkulasi hasilnya pada sore hari

Hasil usaha dan kerja keras umat manusia tentu tidaklah sama, ada yang sedikit, ada yang banyak bahkan ada yang melimpah ruah, tergantung pada kesungguhan dan profesinya masing-masing. Namun seberapapun hasilnya tentu sangat menggembirakan bagi pelakunya seraya mendapatkan keberuntungan yang sangat besar. walaupun dihadapan Allah belum tentu demikian bahkan kebanyakan manusia akan mendapatkan kerugian (QS. Al Ashr :2), dikecualikan orang yang beriman yang tidak akan merugi (QS. Al Ashr : 3). Tentu orang iman yang bukan sembarang beriman tetapi iman yang mampu mengaktualisasikan keimanannya ke dalam kehidupannya sehari-hari, mereka inilah yang tidak akan merugi malah sebaliknya akan mendapatkan keberuntungan yang sesungguhnya.

Orang yang beriman yang mampu mengaktualisasikan keimanannya ke dalam kehidupan nyata sehari-hari ini meyakini bahwa bekerja keras merupakan wujud dari :

Pertama, aktualisasi dari Iman.

Segala apa yang telah diciptaan oleh Allah baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi ini merupakan sumber daya alam dan fasilitas yang disediakan oleh Allah agar dapat diolah dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.

Firman Allah.

وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi ini untuk kamu semua (QS. Al Baqarah; 29)

Secara substansi ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan seluruh yang ada di langit dan bumi ini hanyalah untuk dikelola manusia demi kelangsungan kehidupannya. Sehingga keberadaan umat manusia di bumi memiliki peran yang sangat besar yakni memanfaatkan sumber daya alam yang telah disiapkan.

Allah juga menyatakan bahwa pengelolaan bumi oleh manusia untuk keperluan hidupnya di muka bumi ini tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, semuanya tergantung pada kemauan umat manusia untuk berihtiyar dan berusaha dengan sungguh-sungguh seraya memanfaatkan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya walau harus menempuh perjalanan yang sangat panjang dan jauh sampai ke penjuru dunia sekalipun.

Baca Juga: Rekomendasi 4 HP Oppo Harga Rp 2 Jutaan Maret 2022, Dilengkapi dengan Fitur Bermain Game Tanpa Lag

Kedua, rasa syukur kepada Allah.

Banyak umat manusia yang terlena dan lupa terhadap segala fasilitas dan potensi yang diberikan oleh Allah kepadanya. Diantara yang kebanyakan manusia terlena dan lupa itu adalah potensi yang merupakan kenikmatan berupa kesehatan badan dan peluang kerja yang justru tidak semua manusia mendapatkannya.

Dalam sebuah Hadits dari Ibnu Abbas RA, menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ (رواه البخاري)

“Dua kenikmatan yang banyak umat manusia terlena yaitu sehat dan waktu luang (HR. Bukhari)”

Badan sehat dan waktu luang (peluang kerja) merupakan dua nikmat yang sangat diperlukan bagi umat manusia, tanpa keduanya tentu manusia tidak akan mampu mewujudkan hasil usaha dan kerja yang direncanakan sebelumnya atau paling tidak hasil yang didapatkannya tidak akan bisa maksimal. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman meyakini bahwa, wujud rasa syukur atas nikmat Allah itu adalah memanfaatkan kesehatan badan dan waktu luang yang dimiliki untuk diberdayakannya dengan sebaik-baiknya seraya bekerja keras, peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan anugerah dan rizki dari Allah SWT.

Ketiga, Rasa peduli dan orientasi kerja.

Hasil dari usaha dan kerja setiap manusia tentu sangat beragam karena dipengaruhi oleh semangat dan etos kerja serta profesinya masing-masing. Bagi orang yang beriman berapapun hasil yang di dapatkannya bukan menjadi satu-satunya orentasi dalam bekerja yang terpenting adalah melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah yang memang harus bekerja keras sedang hasil yang didapat pada ahirnya hanya Allah yang akan menilainya.

Hadits dari Abu Huraerah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda;

إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ اِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه مسلم)

“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa (jabatan) kamu dan juga harta benda (penghasilan) kamu, tetapi Dia melihat hati dan usaha (ihtiyar) yang kamu lakukan (HR. Muslim)”

Sedang jika mendapatkan hasil yang baik bahkan melimpah maka tidak akan surut dan berhenti bekerja karena masih ada kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan dari pada sekedar memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya. Maka sebagian dari hasil usahanya akan disalurkan untuk kepentingan sosial melalui zakat, infaq dan shadaqah maupun kewajiban syar’i lainnya seperti perjuangan da’wah yang memang memerlukan biaya yang tidak sedikit.

بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2022 Wilayah Lampung dan Sekitarnya, Ini Niat dan Doa Buka Puasa

Khutbah Kedua

ألحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا,

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah.

Demikian hutbah jum’at yang dapat kami samapaikan mudah-mudah kita semua termasuk hamba Allah yang akan mendapatakan keberuntungan karena mampu mengaktualisasikan diri kita sebagai oang yang beriman dengan iman yang sesungguhnya, Aamiin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبِّى اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Demikianlah contoh materi khutbah Jumat dengan tema hanya orang beriman yang tidak merugi.***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah