Kita seyogianya menyadari lingkungan yang begitu kirana, kini telah bertransformasi menjadi kusam. Hal demikian secara kentara bisa ditemukan ketika musim hujan seperti saat ini sedang terjadi, banyak daratan sungai dipelbagai wilayah Indonesia yang meluap akibat tidak mampu menahan debit air yang melampaui batas. Akar dibalik meluapnya itu bersumbu atas bertebaran benih sampah yang menggenangi tubuh sungai.
Aktor dibalik ini semua tidak lain ulah tangan manusia itu sendiri. Sekarang banyak manusia yang merusak alam, seakan tidak mensyukuri bentangan keelokan yang disuguhkan oleh Raja Alam Semesta. Manusia telah menentang peringatanNya,
وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya”. (QS. Al-A’raf [07]: 56).
Ayyuhal muslimum rahimakumullah
“Manusia makhluk perusak segalanya”, demikian postulat yang boleh disodorkan sesuai kenyataan nan sesungguhnya. Dia merusak apapun yang telah terlihat adiwarna. Begitulah perangai manusia, akankah kita menyadarinya? Sampai kapan kita dikatakan sebagai makhluk perusak?
Melalui bencana alam yang menghantam negeri kita pada saat ini, setidaknya memberikan ia memberikan tiga hal pengajaran bagi kita untuk membersitkan pikiran dan nurani yang jernih. Pertama, jagalah lingkungan. Banyak kelestarian lingkungan yang telah rusak (damaged) akibat sifat ketamakan manusia nian jangkung, sehingga membuat segala hal dilakukan tanpa memikirkan kemaslahatan dan kemudaratannya.
Contohnya manusia yang tinggal dibantaran sungai, mereka dengan serampangan membuang sampah ke sungai, tanpa memikirkan efek panjangnya. Imbasnya bencana banjir pun terjadi. Ini menjadi satu bukti jika manusia belum mampu menjaga lingkungan dengan arif. Menjaga lingkungan itu seyogianya dilatih sejak dini, sehingga mampu menstimulasi kecintaan dengan lingkungan, dengan demikian di masa dewasanya nanti tak akan melakukan perusakan terhadap lingkungan dan bencana pun tidak terjadi. Allah menyinyalir,
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي