Contoh Khutbah Terbaru tentang Pernikahan, Tema: Menikah untuk Mencapai Ridho Allah, Menjadi Keluarga Bahagia

- 27 November 2021, 07:40 WIB
Pernikahan Atiatul Muqtadir.
Pernikahan Atiatul Muqtadir. /tangkapan layar snapgram Instagram.com/@didifaldianwo

Sebuah hadis Nabi saw. menyatakan perlunya “kriteria khusus” untuk mencari pasangan hidup. Secara eksplisit Nabi menyatakan bahwa agama dan akhlah seseorang merupakan prirotas serta pertimbangan utama. Beliau bersabda, “Janganlah kamu menikahi wanita/pria karena kecantikannya atau ketampanannya, itulah yang menjerumuskan mereka. Janganlah kamu menikahi wanita/pria karena semata-mata hartanya. Mungkin sekali hartanya itulah yang menjadikan mereka jahat, tetapi menikahlah dengan wanita atau pria karena agama mereka. Sesungguhnya seorang wanita atau pria yang buruk roman mukanya lagi hitam kulitnya, tetapi dia berakhlak (beragama) mulia, maka itulah justru yang lebih utama.” (Riwayat Ibnu Majah)

Baca Juga: Pengantin Baru dan Calon Pengantin Wajib Paham! Berikut Adalah Adab Malam Pertama Menurut Ajaran Islam

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dalam menjadi a long life struggle kehidupan berkeluarga, Islam memberikan tiga perkara pokok yang harus selalu diperhatikan. Tiga kata itu sangat familier di telinga kita, meskipun sepintas mengandung istilah yang sama, akan tetapi jika ditelisik lebih dalam sesungguhnya memiliki arti yang berbeda. Ketiga kata kunci itu adalah mawaddah, rahmah, dan sakinah.

Pertama, mawaddah, yang berarti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. M. Quraish Shihab mengatakan mawaddah adalah cinta plus. Dalam menjalani kehidupan keluarga tentu tidaklah senantiasa berjalan mulus, terpaan masalah datang silih berganti. Dalam kondisi seperti ini, sikap mawaddah harus dikedepankan. Di sinilah saatnya mengimprovisasi rasa cinta kepada pasangan. Bahwa kita menerima segala kekurangan yang ada, dan meyakini bahwa dia adalah pasangan terbaik kita pilihan Allah swt.

Kedua, rahmah, yang bermakna saling simpati, menghormati, dan menghargai antara satu dengan lainnya. Ungkapan itu harus “dibiasakan” dan seringkali ditunjukkan dalam bentuk ucapan. Alangkah indahnya dalam kehidupan rumah tangga antara suami-istri ringan hati mengucap terima kasih, minta maaf dari dan untuk pasangannya. Sikap kasih dalam rahmah dilandasi spiritualitas, yaitu kemampuan menorehkan kebermaknaan dalam kehidupan berkeluarga.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ketiga, adalah sakinah. Ternyata Islam belum merasa cukup ketika memberi bekal dengan untaian mawaddah dan rahmah saja, Al-Qur’an juga perlu menambah dengan kata kunci pokok yang sangat penting, yaitu sakinah. Dirasa kurang pemupukan sifat mawaddah dan rahmah kalau tidak didukung kebutuhan dan kesadaran yang mendalam. Maka Islam mensyaratkan kedamaian, ketenteraman, keharmonisan, kekompakan, kehangatan, keadilan, kejujuran, dan keterbukaan yang diinspirasikan berlandaskan spiritualitas asas Ketuhanan. Keterpaduan ketiga sifat essensial ini merupakan kunci pokok dalam keberhasilan membina dan membangun kehidupan berkeluarga yang bahagia.

Baca Juga: Khutbah Jumat, 26 November 2021 Terbaru: 6 Kriteria Mukmin Sukses menurut Al Quran dan As Sunnah, Apa saja?

Demikianlah, khutbah singkat pada siang hari ini, semoga dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita senantiasa dalam kasih sayang Allah swt. Amin.

Halaman:

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah