Naskah Khutbah Jumat Singkat 25 Juni 2021, Tema 'Jihad Seorang Muslim di Tengah Pandemi Covid-19'

- 25 Juni 2021, 07:05 WIB
Ilustrasi masyarakat disiplin memakai masker.
Ilustrasi masyarakat disiplin memakai masker. /Macau Photo Agency/Unsplash

SEPUTAR LAMPUNG - Jihad selama ini sering dimaknai dengan perjuangan membela agama Allah di medan perang.

Padahal, Islam memaknai jihad dalam konteks yang sangat luas. Termasuk di dalamnya memerangi kebodohan, hawa nafsu bahkan melakukan banyak kebaikan di masa pandemi seperti sekarang.

Sebagaimana kita ketahui, pandemi Covid-19 yang telah memasuki tahun kedua ini semakin menggila dalam beberapa waktu terakhir.

Data Kemenkes hari kemarin Kamis, 24 Juni 2021, menyebutkan bahwa pertambahan kasus positif Covid-19 secara nasional mencapai angka 20 ribuan.

Sementara itu, untuk kematian mencatat angka sekitar 350 orang pada hari yang sama.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat 25 Juni 2021, Tema: Urgensi dan Tantangan Mendidik Generasi Islami

Angka-angka yang sangat luar biasa yang biasanya tidak akan melandai dalam waktu yang cepat tanpa adanya kerja sama dan dukungan seluruh masyarakat.

 

Salah satu yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan terkait dengan imbauan pemerintah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M: Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.

Keyakinan kepada Allah SWT, bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya disertai ikhtiar untuk menerapkan selalu protokol kesehatan perlu senantiasa tertanam pada benak kita.

Berikut khutbah Jumat berjudul 'Bersama Meningkatkan Kepatuhan' yang dilansir dari laman Suara Muhammadiyah, oleh Muhammad Syahrul Mubarak, M.Ag, Akademisi IAIN Kendari, semoga menambah semangat kita untuk melakukan banyak kebaikan sebagai bagian dari 'jihad' kita sebagai muslim di masa pandemi.

Baca Juga: Surat Al Fajr Ayat 1-30, Latin, Arab dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Baca Juga: Surah Al-Ashr Ayat 1-3, Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Khutbah Pertama :

الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT.

Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta memanjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT yang tanpa henti memberikan kita semua nikmat kesehatan dan kesempatan. Tak lupa juga untuk senantiasa memanjatkan shalawat beserta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang membawa peradaban Islam dan membebaskan umat dari zaman kejahiliyahan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakullah.

Sampai hari ini, kita semua warga negara Indonesia bahkan dunia ikut disibukkan dalam mengatasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Namun perlu kita pahami bersama, bahwa apa yang melanda dunia hari ini bukanlah hal baru, hal yang sama pernah terjadi di masa lalu. Hadits ini menunjukkan bahwa pada masa Rasulullah SAW pernah juga dilanda wabah yang beliau sebut Tha’un (wabah). Sehingga kita dapat belajar bagaimana cara mengatasinya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Artinya : “Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya dan jika kalian berada di daerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, yang perlu kita perhatikan bersama adalah meningkatkan kepatuhan. Baik kepatuhan kita pada Allah dan Rasul-Nya maupun kepatuhan kita kepada pemerintah selaku pihak berwenang yang memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan terkait percepatan penanganan. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ …٥٩

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa : 59)

Berdasarkan ayat diatas, perlu kita pahami bahwa ketaatan yang harus dilakukan ialah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara Zikrullah, Menjalankan perintah, mejauhi larangan, serta selalu melakukan amar makruf nahi munkar. Serta menjadikan hadits dan sunnah Rasulullah sebagai pedoman hidup. Termasuk dalam situasi seperti ini, jangan sampai justru kita lupa terhadap ketaatan kita pada Allah SWT. Naudzu billah…

Baca Juga: Ternyata Ini Alasannya Mengapa Anak Down Syndrome Memiliki Bentuk Wajah yang Sama

Ma’asyiral Muslimin Rahimakullah.

Ketaatan selanjutnya adalah pada Ulil Amri yang dalam hal ini ialah pemegang kekuasaan atau pemerintah. Al-Qur’an telah memberikan tuntunan untuk patuh kepada pemerintah, selama anjuran dan himbauan yang diberikan tidak bertentangan dengan ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam menghadapi situasi seperti ini, kita perlu meningkatkan kepatuhan kepada pemerintah guna mengimplementasikan surah an-Nisa ayat 59 tadi.

Dapat kita amati bersama, bahwa masih banyak diantara kita yang tidak mengindahkan himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing (pembatasan sosial) guna menekan penyebaran virus ini. Padahal anjuran ini diberikan oleh pemerintah untuk melindungi seluruh rakyatnya. Hal ini juga sudah selaras dengan hadits Rasulullah SAW :

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ

Artinya: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT.

Marilah kita sama-sama menghindari sifat sombong dan angkuh dalam menghadapi situasi seperti ini, jangan sampai karena kesombongan tersebut malah menghilangkan kepatuhan kita pada himbauan pemerintah. Apa yang dihadapi hari ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, semua orang harus berperan aktif dan masif guna bersama menghentikan penyebarannya. Sebagai orang Mukmin kita harus meyakini bahwa semua yang terjadi merupakan ketentuan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya : “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Allah jugalah yang menurunkan penawarnya.” (HR. Bukhari)

Semoga wabah yang saat ini menjadi pandemi global segera teratasi atas izin Allah SWT, Aamiin…

بَرَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِى القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ الآيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْم
أقُوْلُ قًوْلِي هَذَا وَأسْتَغْفِرُهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca Juga: Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat, Dipancarkan Cahaya Untuknya di antara Dua Jumat

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ،

اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ،

فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

Ma’asyiral Muslimin Rahimakullah.

Pada khutbah kedua ini, khatib berpesan pada diri khatib sendiri dan juga jamaah sekalian agar senantiasa menjaga diri dan meningkatkan kepatuhan kita kepada Allah SWT, Sunnah Rasulullah SAW, dan juga pada pemerintah dalam menyikapi suasana seperti ini, karena himbauan dan kebijakan yang diambil tentu sudah memikirkan situasi serta dampak yang akan ditimbulkan. Sebagai spirit bagi kita semua dalam menghadapi dan menyikapi wabah ini, marilah sama-sama kita renungkan hadist Rasulullah SAW berikut:

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ

Artinya : “Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa capek, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni” (HR. Muslim)

Marilah kita akhiri khutbah jum’at ini dengan sama-sama berdo’a kepada Allah SWT agar kita senantiasa digolongkan sebagai orang-orang mukmin yang senantiasa baik akhlak dan amal perbuatannya serta bertanggung jawab atas segala perbuatan termasuk dalam hal utang piutang. Marilah kita berdo’a dengan penuh keikhlasan niat serta diiringi harapan semoga Allah berkenan mengabulkan do’a kita.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ!

عِبَادَالله … إنَّ اللهَ يَأمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَالإحْسَان وَإيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُم ْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْاللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُاللهَ اَكْبَر اَقِيْمُوْا الصَّلاَةَ

***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: suaramuhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah