Hukum shalat Dhuha adalah sunnah secara mutlaq dan boleh dirutinkan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada Abu Hurairah untuk dilaksanakan. Nasehat kepada Abu Hurairah pun berlaku bagi umat lainnya. Abu Hurairah mengatakan,
“Kekasihku –yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga nasehat padaku: Berpuasa tiga hari setiap bulannya, Melaksanakan shalat Dhuha dua raka’at, dan Berwitir sebelum tidur.”
Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Mengapa Rasulullah Jarang Sakit
Sementara dalil yang menyatakan sholat Dhuha boleh dirutinkan adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari ‘Aisyah. ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
Waktu Sholat Dhuha
Sholat Dhuha merupakan sholat yang terikat waktu, dan tidak boleh dikerjakan pada waktu terlarang.
Dimulai dari waktu matahari meninggi hingga matahari bergeser ke barat.
Dikutip dari laman Rumaysho, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menjelaskan bahwa waktunya adalah mulai dari matahari setinggi tombak –dilihat dengan pandangan mata- hingga mendekati waktu zawal.
Lalu beliau jelaskan bahwa waktunya (sholat Dhuha) dimulai kira-kira 20 menit setelah matahari terbit (syuruq)akhir, hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat.
Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 18 Juni 2021, Tema Mendamba Anak Saleh dengan Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim