SEPUTAR LAMPUNG – Tiga hari telah berlalu sejak kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali utara pada Rabu, 21 April 2021. Pencarian masih terus dilakukan.
KRI Nanggala putus kontak saat latihan peluncuran torpedo. Mulai pukul 03.46 WIB, KRI Nanggala meminta penyelaman. Sekitar 15 menit kemudian, kapal selam tersebut melakukan peluncuran torpedo.
Penggenangan peluncuran torpedo nomor 8 dilakukan, komandan latihan lalu memberikan izin penembakan, dan setelahnya KRI Nanggala sudah tak lagi terhubung. Kapal selam itu, berawakan 53 orang.
Berbagai pencarian pun dilakukan. Salah satunya menggunakan KRI Rigel dengan fungsi deteksi sonar. Penggunaan sonar dinilai penting karena diyakini kapal selam tersebut berada di kedalaman 500-700 meter di palung perairan Bali.
Sementara, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memprediksi kapal selam ini terseret arus ke laut dalam. Hal tersebut berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh BPPT.
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Djoko Nugroho, mengatakan pemodelan itu menyertakan berbagai aspek, termasuk faktor kemungkinan kapal selam mengalami mati mesin. Apabila kondisi mati mesin, praktis kapal selam terombang-ambing sehingga arus.
Djoko menuturkan, jika kapal tersebut terseret ke arah timur atau tenggara dari laut utara Bali, bisa dipastikan kapal tersebut akan jatuh ke laut yang lebih dalam. Bahkan lebih dari 700 meter.
Baca Juga: Joy Red Velvet akan Segera Kembali Main Drama Setelah 'Istirahat' Akting Selama 3 Tahun?