Khutbah Jumat Terbaru Bulan Dzulhijjah 1444 H Idul Adha 2023, Tema: Faedah dan Tata Cara Sembelih Hewan Kurban

1 Januari 1970, 07:00 WIB
Khutbah Jumat terbaru Bulan Dzulhijjah 1444 H Idul Adha 2023 dengan tema faedah dan tata cara penyembelihan hewan kurban. /Julia Volk/pexels

SEPUTARLAMPUNG.COM – Inilah naskah khutbah Jumat terbaru Bulan Dzulhijjah 1444 H Idul Adha 2023 dengan tema Faedah dan Tata Cara Sembelih Hewan Kurban.

Teks khutbah Jumat terbaru Bulan Dzulhijjah 1444 H Idul Adha 2023 ini bisa disampaikan jelang perayaan hari raya kurban, agar umat muslim lebih paham tentang faedah dan tata cara sembelih hewan kurban yang benar.

Berdasarkan ketetapan dari Muhammadiyah, Idul Adha 2023 Bulan Dzulhijjah jatuh pada 28 Juni 2023.

Namun, untuk ketetapan dari pemerintah, Idul Adha 2023 masih belum diputuskan karena akan menggelar sidang isbat dulu.

Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Jumat Edisi 2 Juni 2023 dengan Tema Bertakwa di Usia Muda

Jelang datangnya momen Idul Adha 2023 di Bulan Dzulhijjah, para khatib bisa mulai menyampaikan khutbah Jumat berkaitan dengan hari raya kurban terutama tentang tata cara penyembelihan hewan kurban.

Berikut naskah khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah 1444 H Idul Adha 2023 yang bisa disampaikan.

Naskh khutbah Jumat ini dirangkum dari tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A tentang “Faedah dan Tatacara Menyembelih Kurban”, yang dilansir Seputarlampung.com dari laman ngaji.id.

Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah 1444 H

Ma’asyiral muslimin, tak lama lagi kita akan menyambut datangnya hari raya kurban Idul Adha 2023.

Baca Juga: Jelang Idul Adha 2023, Ini Jadwal Puasa Arafah dan Hari-hari yang Diharamkan Berpuasa di Bulan Dzulhijjah

Kita patut bergembira dan bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menyampaikan kita kepada Bulan Dzulhijjah.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ

“Tidak ada di sana hari-hari yang amal shalih didalamnya lebih dicintai oleh Allah dari pada hari-hari ini, yaitu 10 hari yang pertama di bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamjuga pernah bersabda:

أَعْظَمَ الأَيَّامِ يَوْمُ النَّحْرِ

“Sebesar-besar dan seagung-agung hari ini adalah hari an-nahr (yaitu kita sekarang ini tanggal 10 Dzulhijjah).” (HR. Abu Dawud)

Baca Juga: Daftar Harga Sapi dan Kambing Terbaru 2023 untuk Hewan Kurban Idul Adha 1444 H, Mulai Rp1 jutaan

Allahuakbar, Allahuakbar, Laa Ilaaha Illallah, Allahuakbar wa Lillahilhamd.

Momen Idul Adha tak lepas dari kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam dan putranya Ismail ‘Alaihis Salam, di mana ada pelajaran dan faedah yang banyak bagi kita semua tentang kecintaan pada Allah SWT.

Di antara pelajaran yang paling penting adalah bahwasanya seorang muslim hendaknya menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sepasrah-pasrahnya.

Seorang muslim wajib mencintai Allah ‘Azza wa Jalla lebih daripada apapun yang dimilki, termasuk di antaranya adalah apa yang dia cintai berupa harta, keluarga, dan kedudukan.

Saat itu Nabi Ibrahim mendatangi Nabi Ismail dengan maksud menyampaikan isi mimpi yang mana ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan sang putra, yakni dengan cara menyembelih Ismail.

Baca Juga: CATAT! Selain Idul Fitri dan Idul Adha, Ini Hari-hari yang Diharamkan Puasa, Salah Satunya di Bulan Dzulhijjah

Di luar dugaan, Nabi Ismail yang memang anak berbakti dan taat pad Allah SWT pun berkata:

أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Wahai bapakku, kerjakan apa yang telah diperintahkan kepadamu...” (QS. As-Saffat:102)

Dengan kelembutan dia mengatakan “Ya Abati”, menghilangkan keraguan dengan mengatakan: “Kerjakan apa yang telah diperintahkan kepadamu, engkau akan dapatkan aku isyaAllah termasuk orang-orang yang bersabar.”

Allahuakbar, Allahuakbar, Laa Ilaaha Illallah, Allahuakbar wa Lillahilhamd.

Ma’asyiral muslimin, bertakwalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla di dalam kesendirian Antum dan ketika bersama orang lain. Karena takwa adalah sebab sebaik-baik bekal perjalanan kita menuju Allah ‘Azza wa Jalla.

Di momen Idul Adha, kita mengadakan pemotongan hewan kurban untuk kemudian dibagikan kepada mereka yang berhak menerimanya.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Idul Adha 2023, Lengkap Kata Ucapan Selamat Hari Raya Kurban 1444 H Penuh dengan Doa

Dalam proses penyembelihan ini, ada tata cara yang wajib diperhatikan agar ibadah ini sesuai dengan syariatnya.

Diwajibkan ketika menyembelih untuk menyebut “Bismillah” karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ

“Maka hendaklah kalian makan dari apa yang disebutkan nama Allah.” (QS. Al-An’am[6]: 188)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ ، فَكُلُوهُ

“Apa yang keluar darahnya dengan disembelih dan disebutkan nama Allah, maka makanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun orang yang lupa, tidak mengucapkan “Bismillah” ketika menyembelih, maka di sana ada khilaf di antara para ulama. Dan sebagian ulama mengatakan tetap tidak sah dan tidak halal sembelihannya, meskipun dia lupa.

Baca Juga: Siapa yang Berhak Terima Daging Kurban Idul Adha? Ini 3 Orang yang Diprioritaskan dan Jumlah Jatah Dagingnya

Karena ini adalah syarat, tidak gugur karena lupa. Dan berdasarkan keumuman firman Allah ‘Azza wa Jalla:

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ

“Dan janganlah kalian makan dari apa yang tidak disebutkan nama Allah, karena sesungguhnya itu adalah kefasikan.” (QS. Al-An’am[6]: 121)

Kemudian di antara adab dan sunnah dalam menyembelih, ketika kita menyembelih disunnahkan untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat.

Lalu baringkan di atas bagian badannya sebelah kiri, kemudian kita injak dengan kaki kanan dan kita pegang kepalanya dengan tangan. Lalu kita sembelih dengan tangan kanan kita.

Setelah mengucapkan “bismillah” disunnahkan untuk membaca takbir dan mengatakan “wallahuakbar”, yang wajib adalah mengucapkan “bismillah”. Kemudian jika menyembelih sendiri, setelah itu mengatakan:

اَللَّهُمَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ، هَذَا عَنِّي

“Ya Allah ini adalah dari-Mu dan juga untuk-Mu, dariku.”

Kalau itu adalah sembelihan orang lain maka disebutkan namanya dengan mengatakan: عن فلان.

Kemudian (kalau menyembelih sendiri) dia mengatakan:  اللهم تقبل مني, tapi kalau untuk orang lain dia mengatakan: اللهم تقبل من فلان.

Kemudian di antara adabnya adalah menggunakan pisau yang tajam. Ini adalah di antara adab-adab menyembelih. Bahkan sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa kalau sampai menggunakan pisau yang tidak tajam, maka dia melakukan perkara yang haram.

Dan di antara adabnya adalah memutuskan kerongkongan dan juga tenggorokan. Kerongkongan adalah saluran pencernaan yang bersambung ke lambung, adapun tenggorokan adalah saluran pernafasan yang bersambung ke paru-paru. Ini sunnah untuk dipotong juga.

Adapun yang wajib adalah memotong dua urat yang merupakan jalan darah. Dan kalau bisa memotong tenggorokan dan juga kerongkongannya, maka ini adalah suatu yang baik dan disunnahkan.

Tidak boleh mengasah pisau di depan sembelihan. Tidak boleh juga seseorang menyembelih seekor hewan sementara hewan lain yang akan disembelih melihat. Maka ini bukan termasuk ihsan di dalam menyembelih. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذِّبْحَةَ

“Kalau kalian menyembelih, maka hendaklah kalian baik di dalam menyembelih.

وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ

 

“Maka salah seorang di antara kalian ketika dia akan menyembelih, hendaklah dia menajamkan pisaunya dan menjadikan hewan sembelihan tadi tenang.” (HR. Muslim).

Demikianlah naskah khutbah Jumat terbaru Bulan Dzulhijjah Idul Adha 1444 H tentang faedah dan tata cara menyembelih hewan kurban.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Ngaji.id

Tags

Terkini

Terpopuler