Khutbah Jumat Edisi Spesial Bulan Rajab Hari Ini 27 Januari 2023, Tema: Sedekah Menumbuhkan Kegembiraan Hati

25 Januari 2023, 08:40 WIB
Khutbah Jumat 27 Januari 2023 dengan tema memberi tumbuhkan kebahagian hati. /Javad Esmaeli/Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Materi Khutbah Jumat Bulan Rajab disajikan secara singkat, mudah dipahami, dan cocok untuk referensi Khutbah Jumat 27 Januari 2023.

Simak isi materi Khutbah Jumat kali ini, karena mengulas bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap saudaranya dalam hal saling memberi dan berbagi.

Bulan Rajab termasuk dalam bulan yang memiliki keutamaan dimana pahala di bulan ini dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Berbagai macam ibadah yang bisa kita lakukan pada Bulan Rajab, salah satunya adalah sedekah atau saling memberi kepada sesama muslim dengan tujuan menggembirakan hati saudara muslim lainnya.

Baca Juga: Rekomendasi Daftar SMA Terbaik di Subang dengan Nilai UTBK Tertinggi untuk Acuan PPDB 2023, Mana Saja?

Beberapa manfaat sedekah yang diperoleh seorang muslim yaitu:

1. Mendapat pahala yang banyak

إِنَّ ٱلْمُصَّدِّقِينَ وَٱلْمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقْرَضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS Al-Hadid: 18)

2. Menutup pintu keburukan

Dalam hadis riwayat Imam Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:

الصدقة تسُدُّ سبعين بابا من السوء

“Sedekah menutup 70 pintu keburukan.” (HR Thabrani)

Materi khutbah Jumat kali ini juga bisa dijadikan referensi bagi Anda yang belum mempersiapkannya dan dibuat singkat dengan tujuan mudah dipahami oleh para jamaah.

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP Dibuka 25 Januari 2023, Ini Jadwal Seleksi, Syarat, dan Berkas yang Diperlukan

Untuk lebih lanjut, Berikut khutbah Jumat bertema memberi atau sedekah menumbuhkan kegembiraan hati yang disampaikan oleh Ilham Lukmanul Hakim, sebagaimana dikutip seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id:

Khutbah Pertama,

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَاِركْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَاللهُ اُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاالله اِتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Marilah kita bertakwa kepada Allah, yakni takwa yang sebenar-benarnya dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi seluruh larangannya. Mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan, yang diminta ataupun yang belum diminta namun senantiasa Allah berikan. Tak cukup nikmat itu dituliskan, walau lautan menjadi tinta dan pepohonan menjadi pena.

Dialah Allah yang menciptakan mata dan memberinya penglihatan, menciptakan lidah dan memberinya pengecap rasa, maka Allah pula lah yang menciptakan hati dan memberinya pikiran hingga ia menjadi panglima bagi seluruh badan.

Shalawat dan salam tak lupa mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk orang-orang yang setia meneladaninya, terutama dalam hal kedekatan terhadap Al-Quran sehingga nampak pada diri Nabi sebagai pribadi yang berilmu sekaligus berakhlak mulia.

Baca Juga: Cek Profil Universitas Soerjo, Satu-satunya Kampus Terbaik di Dunia dari Ngawi, Ada Jurusan dan Fakultas Apa?

Hadirin sidang Jumat rahimakumullah

Salah satu rukun islam yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW adalah zakat, yang mana perintah zakat ini belum disyariatkan pada umat Islam hingga Nabi hijrah ke Madinah.

Zakat terbagi menjadi dua macam, zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah dimaksudkan untuk mensucikan badan besarannya 2.5 Kg beras atau uang dengan besaran yang sama dengan 2.5 Kg beras.

Sedangkan zakat mal ditujukan untuk membersihkan harta yang telah mencapai Nisab atau batas minimal wajib zakat dan Haul atau masa satu tahun kepemilikan harta.

Zakat maal dapat diambil dari hasil peternakan, pertanian, emas dan perak, dan lain sebagainya. Emas nishabnya 85 gram, jika satu gram emas Rp500 ribu maka 45 juta adalah nishab untuk harta dalam bentuk uang.

Seketika Nabi wafat kaum muslimin yang masih goyah imannya kembali pada agamanya yang dulu sebelum Islam. Sebagian lainnya mengikuti Nabi palsu Musailamah al Kadzab, yang salah satu ajarannya adalah meniadakan kewajiban berzakat. Adapun zakat secara Bahasa berarti tumbuh atau berkembang.

Selain zakat, ada juga ibadah lainnya dalam bentuk harta, yakni infak. Padanya tidak ada batasan sebagaimana zakat. Ia dapat dikeluarkan oleh siapapun dalam jumlah berapapun.

Infak secara Bahasa berarti mengeluarkan, yakni mengeluarkan harta di jalan Allah. Adapun shadaqah atau sedekah adalah segala bentuk amal kebaikan seorang muslim, baik berupa harta atau bukan, seperti menunjukan jalan pada orang yang tidak tahu arah, amar ma'ruf nahi munkar, berkata baik, kesemuanya adalah shadaqah, HR Ibnu Hibban No. 529.

Baca Juga: Link Pendaftaran IPDN, STAN, STIN, Poltekip, STIP Jakarta, Kapan Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2023 Dibuka?

Beribadah dalam bentuk harta menjadi salah satu pokok ajaran islam. Lihatlah bagaimana para sahabat berlomba melakukannya, mulai dari memberi makan orang miskin, memerdekakan budak, hingga pembiayaan untuk perang.

Lihat juga bagaimana Allah menetapkan pembayaran denda dalam bentuk memerdekakan budak sebelum berpuasa selama dua bulan berturut-turut sebagai pilihan pertama bila berhubungan suami istri di bulan Ramadhan di siang hari. HR. Bukhari No. 60087.

Baik zakat, infak maupun shadaqah telah tersebut dalam banyak ayat, diantaranya ialah QS. Al-Baqarah 2 : 267.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

“ Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji. “

Lalu mengapakah kiranya Islam memberikan perhatian yang amat dalam pada umatnya terkait zakat, infak, dan sedekah, ibadah yang bentuknya menafkahkan sebagian harta ini ?

Salah satu jawaban untuk pertanyaan tersebut ialah karena memberi adalah fitrah manusia. Memberi adalah kebutuhan hidup manusia. Sebagaimana raga membutuhkan makanan agar tetap hidup, maka memberi adalah nutrisi bagi ruhani agar tetap dalam kefitrahan, meskipun tidak harus selalu dalam bentuk harta.

Dalam ayat diatas Allah memerintahkan agar menginfakkan yang baik-baik dari hasil usaha. Mengapa yang baik-baik, karena memberi yang buruk-buruk bukanlah fitrah manusia.

Memberi sesuatu yang buruk tidak lain hanyalah melukai kesucian hati diri sendiri, alih-alih justru membuatnya bersih bersinar hangat dan gembira. Karena hati yang menjadi panglima bagi tubuh itu terkotori kesuciannya, maka sadar ataupun tidak, sengaja maupun tidak, segala gerak langkahnya pun akan ikut terpengaruh. Mulai dari prasangka, ucapan, sampai pada perbuatan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru dan Singkat 27 Januari 2023, Tema: Harta Sebagai Kendaraan Menuju Ridho Allah

Infak dari yang buruk-buruk sebagaimana ayat di atas adalah sesuatu yang diri sendiripun enggan mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata. Sesuatu yang enggan digenggam oleh tangan, sesuatu yang sepatutnya dibuang saja.

Sedang dengan memberi yang baik-baik, akan menumbuhkan kegembiraan dalam hati, dan mensucikan yang terkena najis.

Memberi dari benda yang amat dicintai akan menumbuhkan rasa kasih sayang pada sesama, menajamkan perasaan terhadap berbagai penderitaan yang orang rasakan. Prasangkanya, ucapannya, dan perilakunya mengikuti panglima hati yang suci. Baik sadar maupun tidak, sengaja maupun tidak, yang keluar dari dalam dirinya tidak lain kecuali kebaikan dan cahaya.

Memberi sebagai fitrah manusia juga dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah 2 : 195 berikut:

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Ayat di atas menjelaskan berinfak merupakan perbuatan yang menjauhkan diri daripada kebinasaan. Artinya dengan memberi itulah manusia senantiasa berada dalam keselamatan. Dengan memberi itulah manusia terjaga dalam kefitrahan.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Baca Juga: Siswa SD-SMA Gugur Terima Dana KJP Plus jika Tak Hadiri Undangan Ambil ATM dan Buku Tabungan di Bank DKI

Khutbah Kedua

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Melalui khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam berbagi dan memberi kepada sesama. Selalu mengeluarkan zakat, terbiasa infak, dan ringan sedekah.

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Itulah Khutbah Jumat dengan tema memberi, menumbuhkan kegembiraan hati.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Tags

Terkini

Terpopuler