Referensi Naskah Khutbah Jumat Edisi 9 Desember 2022 dengan Tema Iman dan Hati yang Bersih

6 Desember 2022, 19:10 WIB
Khutbah Jumat Edisi 9 Desember 2022 dengan Tema Iman dan Hati yang Bersih./ Alena Darmel/ Pexels /

SEPUTARLAMPUNG.COM - Inilah referensi naskah khutbah Jumat terbaru edisi 9 Desember 2022 dengan tema Iman dan Hati yang Bersih.

Materi khutbah Jumat kali ini sangat cocok dijadikan sebagai referensi untuk Khatib pada ibadah shalat Jumat nantinya.

Setiap orang muslim tententunya harus memiliki iman dan hati yang bersih karena itu merupakan suatu hal yang bagus dan dianjurkan Allah SWT.

Karena ketika kita memiliki iman dan hati yang kotor, segala yang ada di pikirannya tentu akan penuh dengan kekotoran.

Baca Juga: Contoh Soal Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban PAS Kelas 5 SD Tema 3 Semester Ganjil Tahun 2022

Dikutip seputarlampung.com dari laman rumaysho.com, berikut ini naskah khutbah Jumat edisi 9 Desember 2022 dengan tema Iman dan Hati yang Bersih.

Khutbah Pertama

‎اَلْحَمْدُ لِلّهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُلَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَياللهِ . اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Marilah kita meningkatkan upaya dan ketakwaan kita kepada Allah. Haqqa tuqatihi, dengan benar-benar takwa menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khotimah.

Baca Juga: Pengertian Sujud Sahwi, Sujud Tilawah, dan Sujud Syukur, Materi PAI Kelas 8 SMP Halaman 92, 93, 94

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Dikisahkan bahwa Fudhail bin Iyadh adalah seorang waliyullah. Tetapi pada masa mudanya, Fudhail adalah pencuri dan perampok yang sangat disegani. Suatu hari Fudhail muda hendak menyatroni sebuah rumah. Mencuri ke rumah yang sudah lama ia incar. Maka dengan membawa peralatan, Fudhail pun mencungkil salah satu jendela yang ada di rumah itu.

Setelah berhasil, Fudhail pun berusaha pelan-pelan untuk masuk ke rumah tersebut. Sayup-sayup dari dalam rumah terdengar pemilik rumah sedang membaca al-Quran. kebetulan yang dibaca adalah surah al-Hadid ayat 16;

‎لَمْ لِلَّذِينَ ا لُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ .. الاية

Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang percaya itu untuk tunduk kepada Allah mengingat Allah.

Mendengar ayat yang dibacakan oleh pemilik rumah ini tiba-tiba Fudhail hati berdebar-debar, tubuhnya bergetar, linggis yang dibawakan pun terjatuh ketika terjatuh-olah ia tidak memiliki daya kekuatan sama sekali. Maka dia pun mengurungkan niatnya untuk mencuri di rumah tersebut. Dengan tubuh sempoyongan dia pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, dia mengambil air wudlu kemudian dia shalat dan bermunajat kepada Allah. Dan hidayah Allah pun datang.

Sejak saat itu Fudhail pun berhutang untuk tidak mengulangi perbuatan-perbuatannya yang telah lalu. Hidupnya dihabiskan untuk bermunajat. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk keluar rumah mencari guru guna mengobati kegalauan hati. Maka ia pun berusaha mencari guru. Waktu terus berlalu, perjalanan dari satu guru ke guru yang lain suatu saat mengantarkan Fudhail ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Ketika di padang Arafah, tak satu doa pun yang dia belanjakan. Hanya tetesan air mata dan ingasan tangis yang dilakukan oleh Fudhail. Ketika satu per satu jamaah meninggalkan padang Arafah, maka Fudhail pun berdiri sambil berdoa dengan singkat, “Ya Allah, hanya ampunan-Mu yang aku pinta”.

Baca Juga: Jadwal dan Link Nonton Live Streaming BWF World Tour Final 2022, Berikut Daftar Pemain Timnas Indonesia

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Perjalanan waktu mengantarkan Fudhail telah menjadi seorang ulama besar. Suatu hari khalifah yang berkuasa pada saat itu, Harun al-Rasyid, undangan para ulama untuk datang ke istana memberikan nasihat termasuk Fudhail pun mendapat undangan. Dia belum mengenal wajah dan tidak tahu siapa sang khalifah.

Maka berangkatlah Fudhail dan para ulama menuju ke istana khalifah Harun al-Rasyid. Di tempat acara, satu per satu ulama maju naik ke atas mimbar untuk memberikan tausiyah nya. Ketika tiba giliran Fudhail, karena dia belum mengenal khalifah maka dia pun bertanya kepada rekan di sebelahnya, 'Yang mana khalifah itu?'. Ketika ditunjukkan, 'Itulah khalifah yang duduk di sebelah sana'. Maka Fudhail pun berdiri, tidak menuju ke mimbar tetapi menuju ke tempat khalifah Harun al-Rasyid sedang duduk. Kemudian sampai di hadapan khalifah, Fudhail mengucapkan satu kalimat, 'Wahai khalifah, di pundakmu urusan umat dan urusan agama'.

Mendengar satu kalimat yang sangat singkat ini, tiba-tiba sang khalifah meneteskan air mata. Dia menangis setegukan. Mungkin membayangkan. berat amanah yang diemban sebagai seorang khalifah Walaupun satu kalimat, namun tetap membekas di hati khalifah.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Demikian kisah perjalanan Fudhail. Seorang pencuri yang akhirnya menjadi wali. Tentu tidak sembarang orang bisa seperti Fudhail ini. Kalau seseorang itu imannya tidak pas, tidak akan bisa. Hanya orang yang imannya benar saja, dibacakan al-Qur'an ketika bisa bergetar.

Syaikh Hasan Basri, seorang tabi'in, pun tidak berani mengklaim ketika ada seseorang bertanya, “Wahai Syaikh, apakah Anda orang yang percaya?”. Hasan Basri menjawab, “Kalau ukuran iman itu percaya kepada rukun iman, tidak percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat dan seterusnya. Saya mungkin iya, termasuk orang yang beriman. Tapi kalau ukuran iman itu adalah firman Allah di dalam surah al-Anfal ayat 2;

‎ا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ا اللَّهُ لَتْ لُوبُهُمْ ا لِيَتْ لَيْهِمْ اتُهُ ادَتْهُمْ انًا لَىٰ لُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang percaya itu adalah mereka ketika disebut asma Allah maka tuluslah karena takut. Dan ketika dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, semakin bertambah imannya. Dan hanya kepada Allah, mereka bertawakal.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Iman yang bersih hanya lahir dari hati yang bersih pula. Seorang pencuri sekali pun, kalau Allah takdirkan dia memiliki hati yang bersih maka melahirkan iman yang bersih pula. Karena hati yang bersih akan melahirkan hal-hal yang bersih. Ketika seseorang memiliki hati yang bersih, ucapannya menjadi ucapan yang bersih, perbuatannya adalah perbuatan yang bersih. Sehingga ketika memberikan nasihat tidak butuh waktu berjam-jam, tidak perlu tausiyah yang lama. Hanya dengan satu kalimat. Ketika satu kalimat ini lahir dari hati yang bersih. Maka ucapan itu langsung akan masuk kepada hati orang yang diberikan nasihat.

Tetapi jika seseorang memiliki hati yang kotor, maka pikirannya pun penuh dengan kekotoran. Ucapan dia menjadi ucapan kotor dan selalu menunjukkan yang kotor-kotor kepada orang lain. Hal yang baik pun dianggap kotor. Ada orang berdoa, disebut menyerobot doa. Ada orang bersilaturahmi, dianggap pencitraan. Ini semua biasanya lahir dari hati yang kotor.

Baca Juga: Solusi jika Dana KJP Plus Tahap 2 2022 Desember Belum Cair, Lapor ke 3 Nomor Ini, Berikut Besaran Nominal

Penting bagi kita untuk membersihkan hati. Karena hati adalah pusat atau sentral dari manusia. Baik dan buruk manusia itu tidak dilihat dari penampilannya, tetapi dilihat dari hatinya.

‎اللهَ لَا لَى الِكُمْ لَكِنْ لَى لُوْبِكُمْ الِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilanmu dan hartamu. Tetapi Allah melihat pada bisa dan amalmu.

Maka, mari tetap menjaga hati kita agar bersih dan bening. Karena kata baginda Nabi Saw.;

‎ لَا الجَسَدِ ا لَحَتْ لَحَ الجَسَدُ لُّهُ, ا الجَسَدُ لُّهُ؛ لَا القَلْبُ

Sesungguhnya di dalam jasad (tubuh manusia) itu ada segumpal daging, apabila daging ini baik maka baiklah manusia itu. Dan sebaliknya, apabila drama ini rusak, maka rusaklah manusia itu.

Semoga kita diberikan hati-hati yang baik oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat, khususnya bagi diri saya dan umumnya pada semua jamaah.

Khutbah Kedua

‎الْكَلَامِ لَامُ اللهِ الْمَلِكِ الْمَنَّانِ الْقَوْلِ الْمُرْتَضُوْنَ . لَ الِحًا لِنَفْسِهِ لَيْهَا ا لَّامٍ لِلْعَبِيْدِ . ارَكَ اللهُ لِي لَكُمْ اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ اكُمْ ا اْلأٓيَةِ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلَ اللهُ لَاوَتَهُ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ اسْتَغْفِرُوْاالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Demikian referensi materi khutbah Jumat edisi 9 Desember 2022 dengan Iman dan Hati yang Bersih.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: rumaysho.com

Tags

Terkini

Terpopuler