SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut adalah bacaan surat Al-Munafiqun ayat 1-11 dengan tulisan Arab, latin dan terjemahan dalam bahasa Indonesia.
Surat Al-Munafiqun ayat 1-11 merupakan surat ke-63 dalam Al-Quran.
Nama Al-Munafiqun sendiri memiliki makna atau arti yakni "Orang-orang Munafik" yang diambil dari ayat pertama pada surat ini.
Terdiri dari 11 ayat, surat Al-Munafiqun termasuk surat madaniyah
Surat Al-Munafiqun merupakan surat yang diturunkan di kota Madinah.
Baca Juga: Inilah Kunci Jawaban dan Soal ANBK AKM Kelas 5 2022, Lengkap Materi Numerasi dan Jadwal Simulasi SD
Inilah surat Al-Munafiqun ayat 1-11 tulisan Arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesia.
Surat Al-Munafiqun (Orang-orang Munafik) ayat 1-11
اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ ١
Izaa jaaa'akal munaafiquuna qooluu nashhadu innaka la rasuulul laah; wallaahu ya'lamu innaka la rasuuluhuu wallaahu yashhadu innal munaafiqiina lakaazibuun
Artinya:
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta.
اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ٢
Ittakhazuu aymaanahum junnatan fasadduu 'an sabiilil laah; innahum saaa'a maa kaanuu ya'maluun
Artinya:
Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisa (i717) lalu mereka menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah. Sesungguhnya apa yang selalu mereka kerjakan itu sangatlah buruk.
717) Mereka bersumpah telah beriman agar tidak ditawan atau dibunuh dan harta mereka tidak dirampas.
ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ ٣
Zaalika bi annahum aamanuu summa kafaruu fatubi'a 'alaa quluubihim fahum laa yafqahuun
Artinya:
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kufur. Maka, hati mereka dikunci sehingga tidak dapat mengerti.
۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ۗيَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۖاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ ٤
Wa izaa ra aytahum tu'jibuka ajsaamuhum wa iny yaquuluu tasma' liqawlihim kaannahum khushubum musannadah; yahsabuuna kulla saihatin 'alaihim; humul 'aduwwu fahzarhum; qootalahumul laahu annaa yu'fakuun
Artinya:
Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok) kayu yang tersandar.718) Mereka mengira bahwa setiap teriakan (kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?
718) Orang-orang munafik bagaikan seonggok kayu yang tersandar tanpa daya hidup, tanpa pijakan yang kukuh, dan tanpa buah yang bisa dimanfaatkan.
Baca Juga: 15 Kumpulan Kata-kata Mutiara Menyambut Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, Menyentuh Hati dan Penuh Doa
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ ٥
Wa izaa qiila lahum ta'aalaw yastaghfir lakum rasuulul laahi lawwaw ru'uu sahum wa ra aytahum yasudduuna wa hum mustakbiruun
Artinya:
Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (beriman) agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,” mereka membuang muka dan engkau melihat mereka menolak (ajakan itu) sambil menyombongkan diri.
سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ٦
Sawaaa'un 'alaihim as taghfarta lahum am lam tastaghfir lahum lany yaghfiral laahu lahum; innal laaha laa yahdil qawmal faasiqiin
Artinya:
Sama saja bagi mereka apakah engkau (Nabi Muhammad) memohonkan ampunan untuk mereka atau tidak, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum fasik.
هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ ٧
Humul laziina yaquuluuna laa tunfiquu 'alaa man inda Rasuulil laahi hatta yanfadduu; wa lillaahi khazaaa' inus samaawaati wal ardi wa laakinnal munaafiqiina la yafqahuun
Artinya:
Merekalah orang-orang yang berkata (kepada kaum Ansar), “Janganlah bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar (meninggalkan Rasulullah),” padahal milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengerti.
يَقُوْلُوْنَ لَىِٕنْ رَّجَعْنَآ اِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ ۗوَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ ٨
Yaquuluuna la'ir raja'naaa ilal madiinati la yukhrijanal a'azzu minhal azall; wa lillaahil 'izzatu wa li Rasuulihii wa lilmu'miniina wa laakinnal munaafiqiina laa ya'lamuun
Artinya:
Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (dari perang Bani Mustaliq), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ٩
Yaaa ayyuhal laziina aamanuu la tulhikum amwaalukum wa laa awlaadukum 'anzikril laah; wa mai-yaf'al zaalika fa-ulaaa'ika humul khaasiruun
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ ١٠
Wa anifquu mim maa razaqnaakum min qabli any-yaatiya ahadakumul mawtu fa yaquula rabbi law laaa akhkhartaniii ilaaa ajalin qariibin fa assaddaqa wa akum minassaalihiin
Artinya:
Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata (sambil menyesal), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.”
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ ١١
Wa lany yu 'akhkhiral laahu nafsan izaa jaaa'a ajaluhaa; wallaahu khabiirum bimaa ta'maluun
Artinya:
Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Demikian bacaan surat Al-Munafiqun ayat 1-11 dengan tulisan arab, latin dan terjemahan dalam bahasa Indonesia.***