Naskah Khutbah Idul Adha 2022 Baru Rilis, Tema: Meneladani Keberagaman Nabi Ibrahim

7 Juli 2022, 21:48 WIB
Naskah khutbah Idul Adha 2022 baru rilis, tema meneladani keberagaman Nabi Ibrahim. /Pixabay/Syaibatulhamdi

SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut adalah naskah khutbah Idul Adha 2022 baru rilis, dengan tema Meneladani Keberagaman Nabi Ibrahim.

Sebagaimana diketahui, bahwa momen lebaran ini diperingati umat Islam untuk menyembelih hewan kurban.

Berikut adalah naskah khutbah Idul Adha 2022 baru rilis dilansir seputarlampung.com dari Suara Muhammadiyah dengan tema Meneladani Keberagaman Nabi Ibrahim.

Baca Juga: Kapan Hari Haram Berpuasa? Ini Daftar Waktu yang Dilarang Puasa dalam Islam selain Idul Fitri dan Idul Adha

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ
اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Hadirin jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah SWT

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadhirat Allah SWT, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw, kepada Keluarganya, para shahabatnya dan pengikut semuanya hingga akhir zaman.

Di hari yang berbahagia ini kita merayakan Idul Adha, hari dimana kita dianjurkan bertakbir, malaksanakan shalat Id dan menyembelih hewan kurban.

Baca Juga: Cara Kurban di Hari Raya Idul Adha 2022 yang Sah, Benar, Halal dan Tidak Membahayakan, Simak Penjelasannya

Perayaan Idul Adha beserta ibadah kurban adalah ibadah yang mengingatkan kita kepada keimanan, kesabaran, kejujuran serta ketaatan nabi Ibrahim alaihisalam. Beliau adalah Nabi yang dikasihi Allah karena keimanan yang sangat kuat dan ketakwaan yang sangat tinggi.

Beliaulah yang dalam pencahariannya menemukan Tuhan Allah yang Maha Tunggal, Yang Maha Kuasa dan Maha Besar. Kepadanya beliau menyerahkan diri secara bulat tanpa ada keraguan.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُو اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan Keluarganya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji. (Al-Mumtahanah : 6)

Baca Juga: Ini 10 Kata Ucapan Selamat Idul Adha 1443 H-2022 M untuk Keluarga, Teman, Sahabat dan 51 Link Twibbon Unik

Nabi Ibrahim meyakini bahwa apapun yang diperintahkan Allah sebagai suatu kebaikan yang harus ditunaikan tanpa ada penolakan. Maka ketika ada perintah Allah untuk meninggalkan Istri dan anaknya yang masih bayi di lembah tandus dan sunyi sepi beliau melaksanakanya dengan penuh ketaatan.

Yang akhirnya berujung kebaikan yang besar, keluar mata air zamzam sebagai daya tarik bagi manusia lain untuk ikut menetap maka jadilah sekarang sebuah kota yang terkenal yaitu Makkah Al Mukaramah yang dikunjungi jutaan kaum Muslimin yang berziarah kepadanya.

Ketaatan pada perintah Tuhan yang dilakukan Nabi Ibrahim sangat luar biasa, walaupun sesulit apapun dan melibatkan perasaan yang terdalam beliau tetap melaksanakannya.
Seperti halnya ketika Nabi Ibrahim diperintah mengorbankan putra tersayang Ismail beliaupun dengan penuh keyakinan tetap melaksanakannya.

Walaupun akhirnya Allah mengganti kurbannya dengan biri-biri yang besar, tetapi beliau sudah tercatat dalam sejarah sebagai Nabi yang sangat beriman kepada Allah dengan segenap jiwa raganya, mentaati perintah Allah dengan ketaatan yang luar biasa.

Untuk menghormati dan mencontoh ketaatan Nabi Ibrahim kita diperintahkan untuk melaksanakan kurban dengan binatang ternak yang baik dan besar.

Dan tradisi tersebut sampai hari ini dilaksanakan oleh segenap kaum Muslimin seluruh dunia, sebagai suatu simbol ketaatan dan keikhlasan kepada Allah Tuhan semesta alam.

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ – فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ – اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ –

“Sesungguhnya kami telah memberi kamu nikmat yang banyak, maka laksanakan sholat kepada Tuhanmu dan berkorbanlah, sesungguhnya orang yang membencimu adalah orang yang terputus”. (Al-Kautsar 1-3)

Baca Juga: 14 Lokasi Sholat Idul Adha pada 9 Juli 2022 untuk Wilayah Provinsi Kota Palu dan Sekitarnya, Pilih di Mana?

Ketaatan keikhlasan dan pengorbanan harus menjadi bagian dari kehidupan kaum Muslimin.
Dalam keadaan situasi darurat wabah seperti sekarang ini di mana banyak orang yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Maka kita harus terpanggil membantu dengan harta kita yang kita cintai sebagian kecil atau sebagian besar untuk dipakai membantu mengurangi kesengsaraan mereka. “Tidak beriman seseorang jika dirinya kenyang sedangkan tetangganya kelaparan”.

Tetapi kecintaan manusia kepada harta terkadang sangat berlebihan sehingga menjadi cobaan berat bagi dirinya dan menjadi penghalang bagi ketaatan kepada Allah SWT, sehingga Allah menyatakan dalam Al-Qur’an surat At-Taghabun ayat 15.

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

“Sesungguhnya harta mu dan anak anakmu adalah cobaan bagimu, dan disisi Alloh ada pahala yang besar.”

Keengganan berinfak dan bershadaqah adalah karakter manusia kikir karena mereka sangat mencintai harta yang dimilikinya.

Walaupun Allah SWT banyak menekankan dalam berbagai ayat dalam Al-Qur’an keutamaan bershadaqah bahkan disamakan dengan memberi pinjaman kepada-Nya yang akan dibayar dengan berlipat ganda di dunia, juga dijanjikan pahala besar di akhirat.

Bagi sebagian besar manusia menganggap bahwa harta yang dimilikinya itu akan mengekalkan kehidupan di dunia. Mereka enggan untuk berinfak padahal harta, menurut pandangan agama hanya perhiasan kehidupan dunia yang sifatnya sementara.

Firman Allah “Celakalah orang yang mengumpat dan mencela, yaitu orang selalu mengumpulkan harta dan menghitung hitungnya, mereka menyangka bahwa hartanya dapat mengekalkan nya” (Al Humazah 1-3).

Dan Sabda Rasulullah saw : “Anak Adam mengatakan hartaku, hartaku, Tidaklah kamu mendapatkan dari hartamu itu kecuali apa yang kamu makan sampai kenyang, apa yang kamu pakai sampai usang, atau kamu sedekahkan sehingga pahalanya akan terus mengalir”. (HR Muslim, At-Timidzi dan an Nasa’i)

Baca Juga: Bolehkah Berkurban di Luar Daerah Tempat Tinggal? Ini Penjelasan Peyembelihan Hewan Kurban di Luar Domisili

Pada zaman para sahabat Nabi di Medinah, mereka memberi pertolongan kepada orang lain yang kesusahan sangat luar biasa, kadang bantuan yang diberikan melebihi keperluan untuk dirinya sendiri bahkan mereka rela tidak makan demi untuk memberi makan sahabatnya yang kelaparan.

Seperti yang digambarkan Al-Qur’an dalam surat al Hasyr ayat 9...“dan mereka (kaum Anshor) mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Potongan surat Al-Hasyr ayat 9 tersebut menggambarkan betapa para sahabat saling mengasihi dan saling menolong di antara mereka bagaikan bangunan yang sangat kokoh.

Memberi tumpangan rumah bagi yang tidak punya rumah dan berbagi makan dengan mereka yang tidak punya penghasilan walaupun dalam keadaan dirinya pun kesusahan.

Mereka itulah para dermawan yang selalu dipuji Allah dan akan diberi keberuntungan serta kebahagiaan oleh Allah SWT sepanjang masa. Pemurah itu karakter orang shaleh dan para Nabi, dirahmati hidupnya dan diberkahi hartanya.

Baca Juga: Daftar 20 Lokasi Sholat Idul Adha 2022 Kota Depok, Jawa Barat Beserta Khotib dan Imam yang Bertugas

Hadirin yang berbahagia

Sekedar merenungi kembali momentum Idul Adha, Kesanggupan Nabi Ibrahim mengurbankan anak kandungnya sendiri Nabi Ismail, di samping menguji ketaatan beliau bahwa perintah Allah SWT yang harus dipatuhi.

Juga Allah Ta’ala memberi peringatan kepada umat yang akan datang termasuk kita bahwa setiap orang harus sanggup mengorbankan diri, keluarga dan harta benda yang disayangi demi menegakkan perintah Allah.

Hidup adalah satu perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Tidak akan ada pengorbanan tanpa kesusahan.

Justru kesediaan seseorang untuk melakukan pengorbanan termasuk uang dan harta benda, tenaga dan waktu, akan benar-benar menguji keimanan seseorang.

Peristiwa berkurban Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail merupakan satu noktah kejadian yang dapat direnungi oleh semua manusia dari semua level usia dan latar belakang tingkat pendidikan.

Dengan kata lain, semangat berkurban adalah tuntutan paling besar yang ada dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun, agama bangsa dan negara.

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahi Alhamdu

Di akhir khutbah ini marilah kita berdoa kepada Allah agar segala musibah dan kesulitan cepat berlalu diganti dengan keamanan kesejahteraan dan kebahagiaan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Demikian naskah khutbah Idul Adha 2022 baru rilis, dengan tema Meneladani Keberagaman Nabi Ibrahim.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Suara Muhammadiyah

Tags

Terkini

Terpopuler