Khutbah Jumat 8 Juli 2022 Terbaru, Tema: Golongan Dapat Membawa Ketentraman Hidup di Dunia dan Akhirat

4 Juli 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat, Tema: Golongan Dapat Membawa Ketentraman Hidup di Dunia dan Akhirat. /Sharonang/ Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM – Berikut khutbah Jumat edisi terbaru minggu ini, 8 Juli 2022 sudah tersedia di bawah ini dan tema kali ini adalah golongan dapat membawa ketentraman hidup di dunia dan akhirat, apakah Anda ingin jadi salah satunya? Simak penjelasan Khutbah Jumat di bawah ini.

Islam adalah agama yang  tentram, agama yang memberikan ketenangan, agama yang memberikan kedamaian.

Dengan memeluk Islam, mempelajari ilmunya kemudian mengamalkannya, niscaya kita akan mendapatkan ketenangan dalam hidup.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Idul Adha Mulai Niat hingga Salam, Ini Bacaan dalam Bahasa Arab, Latin, dan Arti Indonesianya

Berikut salah satu kunci dalam mencari ketenangan yang dianjurkan dalam Islam, yakni: Mengingat Allah.

Selalu mengingat Allah adalah cara yang paling mendasar bagi Umat Muslim agar hati kita merasa tentram.

Sesulit apapun dan seberat apapun masalah yang kita hadapi, yakinlah bahwa Allah tidak akan memberi cobaan yang hamba-Nya takkan mampu untuk menghadapinya.

Allah SWT pasti akan memberikan pertolongan kepada kita, apabila kita menjalaninya dengan ikhlas sabar, serta selalu bertawakal kepada-Nya.

Khutbah Jumat kali ini, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk Anda yang ditugaskan sebagai petugas Khotib Sholat Jumat pada 8 Juli 2022.

Kendati demikian, jangan sampai melalaikan kewajiban sebagai Umat Muslim, karena karunia yang tak henti Allah limpahkan pada hamba-hambanya, terlebih kepada mereka yang taat berserah diri kepada Allah.

Baca Juga: Kriteria Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam, Bagaimana jika Terkena PMK atau Ada Bekas Identitas di Telinga?

Untuk lebih lanjut, berikut khutbah Jumat bertema, ‘Golongan Dapat Membawa Ketentraman Hidup di Dunia dan Akhirat,’ disampaikan oleh Ilham Lukmanul Hakim, Pengajar di Panti Asuhan Muhammadiyah Cianjur, sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id.

Khutbah Pertama

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Puji syukur kita panjatkan atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan. Karunia yang tak henti Allah limpahkan pada hamba-hambanya, terlebih kepada mereka yang taat berserah diri kepada Allah. Shalawat dan salam tercurah atas uswatun hasanah umat manusia, tak lain adalah Rasulullah Muhammad saw. Yakni laki-laki pilihan Allah yang telah membimbing kita dari tepi jurang yang gelap, menuju cahaya iman dan takwa.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Rasulullah pernah bersabda bahwa setiap orang itu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Baik kepemimpinan berupa jabatan formal seperti pada pemerintahan dan lembaga-lembaganya, maupun kepemimpinan informal seperti ayah terhadap anak isterinya. Keduanya memiliki satu persamaan, yakni tanggung jawab. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, semakin besar juga tanggung jawab yang ditanggung.

Para ibu kita yang mulia pernah diingatkan oleh Allah swt dalam QS al-Ahzab 33 : 30

يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ مَنْ يَّأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ يُّضٰعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا ۔

“ Wahai istri-istri Nabi! Barangsiapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah. “

Baca Juga: Idul Adha 2022 Ikut Pemerintah atau Muhammadiyah? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad Berikut Ini

Buya Hamka mengatakan dalam tafsirnya bahwa akibat dari kedudukan yang tinggi ialah tanggung jawab yang berat. Seorang budak perempuan boleh hanya berbaju hingga tertutup di antara pusat dengan lutut, tetapi seorang perempuan merdeka, yang boleh terbuka hanya muka dan kedua telapak tangan. Hukuman seorang budak hamba sahaya jika dia dihukum dera, hanya separuh dari hukum yang harus diterima oleh orang yang merdeka.

Nabi adalah manusia biasa yang mendapatkan wahyu, sedangkan isteri-isteri Nabi adalah wanita-wanita biasa yang bersuami seorang Nabi. Keadaannya sebagai istri Nabi menjadikan mereka apabila melakukan perbuatan keji mendapat hukuman yang dilipatgandakan dua kali. Hal demikian tak lain disebabkan kepada para ibu dari orang-orang beriman itulah manusia akan mengambil percontohan. Dari lisan-lisan mereka pulalah pelajaran-pelajaran akan kehidupan keluarga Nabi dituturkan hingga sampai pada umat hari ini.

Setiap orang tidak boleh berbuat curang. Namun apabila kecurangan itu dilakukan oleh seorang hakim, maka dia telah melakukan dua kesalahan sekaligus. Yakni kesalahan atas dirinya sendiri, dan kedua kesalahan atas jabatan yang miliki. Seorang hakim yang berbuat curang berarti ia telah mengambil tindakan yang berkebalikan dengan fungsi jabatan yang ia miliki, yakni berlaku adil.

Tak hanya itu, lembaga peradilan pun dapat kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Karena jika hukum dapat dibeli maka ketidakpuasan akan timbul di tengah-tengahnya. Dimana rasa ketidak adilan itu membawa orang pada aksi main hakim sendiri. Peradilan berpindah dari lembaga negara kepada keputusan jalanan.

Orang tua, guru, dan ustadz adalah orang orang yang dijadikan percontohan oleh anak, murid, dan santrinya. Oleh karena itu haruslah mereka menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya itu. Sehingga tidak membawa kecelakaan pada sekalian murid. Jangankan perbuatan haram, perkara tak pantas pun hendaklah dijauhi. Ingatlah bahwa engkau adalah contoh.

Bagaimanakah seorang anak akan pergi ke masjid sedang ayah pun tidak. Bagaimanakah murid belajar dengan jujur, sedang guru mengembalikan tugas-tugas yang telah dikumpulkan tanpa diperiksa lebih dahulu, hanya sekedar diberi tanda tangan saja tanpa ditunjukan bagian yang salah dan bagian yang benar. Bagaimana pula santri belajar dengan tekun apabila ustadz mengajar dengan kekurangan rasa ikhlas.

Segala bentuk tindakan yang bertentangan dengan fungsi jabatan yang dimiliki dianggap telah melanggar undang-undang secara berlipat. Yakni undang-undang terhadap dirinya sendiri, dan undang-undang terhadap beban jabatan yang ia miliki.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun demikian, bukan saja beban yang berlipat daripada jabatan yang tinggi itu. Kecuali ia diiringi pula dengan pahala dan manfaat yang berlipat. Sebagaimana telah Allah janjikan jua pada isteri-isteri Nabi dalam QS. Al-Ahzab 33 : 31 :

وَمَنْ يَّقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُّؤْتِهَآ اَجْرَهَا مَرَّتَيْنِۙ وَاَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيْمًا

“ Dan barangsiapa di antara kamu (istri-istri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan kebajikan, niscaya Kami berikan pahala kepadanya dua kali lipat dan Kami sediakan rezeki yang mulia baginya. “

Baca Juga: Apa itu Armuzna dalam Ibadah Haji? Berikut Rangkaian Kegiatannya untuk Jemaah Haji Indonesia

Hingga pada akhir hayat hidup, seluruh isteri Rasulullah telah dan senantiasa menjadi pedoman bagi masyarakat Islam. Senantiasa menjaga kemuliaan, taat kepada Allah dan Rasulnya serta mengerjakan kebajikan.

Diantara oleh karena ketaatan para isteri Rasulullah itulah hingga hari ini kita menikmati keindahan syariat islam. Peringatan telah mereka indahkan, tugas telah terlaksanakan, dan janji Allah pun menunggu di hadapan. Begitu besar pengaruh dari peran para ibu kita itu.

Sebagai juga contoh yang disebutkan di atas, hakim yang adil akan menimbulkan rasa tenang pada masyarakat. Sebab mereka yakin tidak akan dicurangi dari mendapatkan keadilan. Kepercayaan yang terakumulasi kemudian menimbulkan ketertiban dalam lingkungan. Dari seorang hakim yang bersikap adil tercipta ketertiban di masyarakat luas. Alangkah besarnya pengaruh yang ia miliki.

Ibu dan ayah yang menjadi contoh, membawa anak pada keberkahan saat memasuki umur dewasa, bahkan keselamatan hingga akhir hayatnya. Guru yang berdedikasi tinggi dan jujur dalam menjalankan amanah, membawa seluruh murid di sekolah pada masa depan yang penuh dengan bekal dan optimisme. Seorang ustadz yang sabar dan ikhlas mengajarkan ilmu agama membawa masyarakat pada peradaban madani yang diimpi-impikan.

Begitulah pahala berlipat dari seluruh pemimpin di masyarakat yang dapat membawa ketentraman hidup di dunia dan di akhirat.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman PPDB SMA/SMK Bali 2022, Hasil Seleksi Diumumkan Hari Ini, Simak Cara Daftar Ulang

Khutbah Kedua

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. ***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: suaramuhammadiyah.id

Tags

Terkini

Terpopuler