Sementara untuk vitamin D, pasien bisa diberikan suplemen vitamin D 400-1000 IU per hari.
Suplemen ini bisa dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk ataupun sirup.
Pasien juga bisa mengonsumsi obat vitamin D 1000-5000 IU perhari yang bentuknya bisa tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU.
Peneliti dari University of Cantabria di Santander, Spanyol, José L. Hernández seperti dikutip dari Healthline mengatakan, pengobatan menggunakan vitamin D harus direkomendasikan pada pasien Covid-19 dengan kadar vitamin D rendah karena mungkin memiliki efek menguntungkan baik pada muskuloskeletal maupun sistem kekebalannya.
Cara terbaik mengkonsumsi vitamin D adalah saat sarapan atau disela makan.
"Kalau (gejala) berat kita tambahkan vitamin lain seperti vitamin B, E, dan sebagainya. Intinya sebagai terapi suportif saja bukan utama. Sejauh ini kita belum benar-benar temukan obatnya," demikian kata Sylvia.
Sementara itu, pada pasien dengan gejala ringan, bisa juga mendapatkan antivirus yakni oseltamivir atau avigan yang bentuknya oral.
Baca Juga: Jangan Buru-buru Beli Sepatu Baru, Ini 9 Cara Ampuh Hilangkan Bau Menyengat pada Sepatu
"Untuk antivirus yang lain seperti aluvia tidak direkomendasikan lagi. Kalau remdesivir itu berarti dia harus dirawat di rumah sakit, sudah masuk gejala sedang.