Network
SEPUTARLAMPUNG.COM - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) direncanakan akan mulai beroperasi dan bisa ditumpangi pada 2023.
Kehadiran KCJB jelas sangat dinantikan oleh masyarakat karena akan mempermudah perjalanan dari Jakarta ke Bandung.
Di mana jika menggunakan transportasi darat atau mobil, biasanya perjalanan Jakarta-Bandung sendiri memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan.
Jika akhir pekan, perjalanan dari Jakarta ke Bandung akan memakan waktu lebih lama bisa lebih dari 6 jam, meski sudah menggunakan jasa tol.
KCJB juga merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan juga di Asia Tenggara.
KCJB pada fase awal terdapat 4 stasiun yang bisa menerima penumpang yaitu:
- Stasiun Halim, terletak di Jakarta Timur dan terhubung LRT
- Karawang, terletak di Telukjambe Barat Kabupaten Karawang dan termasuk DAOP 1
- Padalarang, jadi stasiun hub KCJB
- Tegalluar, terletak di Kecamatan Bojongsoang dan terhubung dengan Bus Rapid Transit (sebagai depo)
Bagi penumpang yang akan menuju Bandung bagian barat dan Bandung kota bisa menggunakan kereta api di stasiun Padalarang.
“Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI ” jelas Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi dilansir dari laman KCJB.
Untuk harga tiketnya, pihak KCIC menyebut rencana tarif adalah Rp150 ribu untuk jarak terdekat dan Rp350 ribu untuk jarak terjauh.
Hal itu diungkap Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China atau KCIC Dwiyana Slamet pada 13 Oktober 2022 lalu, usai tinjauan Presiden Jokowi ke Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung.
Dilansir dari prfmnews.com dalam artikel "Beroperasi Tahun 2023, Inilah Rute Kereta Cepat Jakarta–Bandung Beserta Tarifnya", pengguna kereta cepat hanya perlu menempuh waku 36–45 menit. Sedangkan untuk jam operasionalnya mulai dari 05.30 WIB hingga 22.00 WIB.
KCJB merupakan perusahaan konsorsium BUMN Indonesia dibawah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China dibawah Beijing Yawan HSR Co Ltd dengan kepemilikan saham 60% PSBI dan 40% Beijing Yawan.***(Silvia Nurul Siti Sa'adah/PRFM News).
