Miliki 'Sejarah' Cukup Panjang, Ini Asal Usul Istilah Bule di Indonesia yang Jarang Diketahui Banyak Orang

- 13 Februari 2021, 10:05 WIB
Ilustrasi anak Bule.
Ilustrasi anak Bule. /Megan Boitano/

SEPUTAR LAMPUNG - Nama Benedict Anderson sangat lekat dengan perkembangan dan penelitian budaya Indonesia.

Profesor asal Universitas Cornell, Amerika Serikat ini memiliki sejumlah karya yang sangat tersohor di dunia terkait dengan budaya Indonesia.

Banyak karya Benedict yang menjadi rujukan, termasuk dalam hal nasionalisme. Kontribusi pemikirannya antara lain juga terlihat dalam sejumlah istilah yang masih marak digunakan hingga kini.

Salah satunya, istilah 'bule' yang ditujukan untuk warga asing di Indonesia. Rupanya, istilah ini memiliki 'sejarah' yang cukup panjang.

Baca Juga: Hot Daddy, Sering Pulang Dini Hari, Arya Saloka Tetap Bangun Pagi Demi Quality Time Bareng Anak

Penyebutan orang kulit putih atau warga asing di Indonesia dengan kata bule konon dipopulerkan oleh Benedict Anderson.

Bule adalah plesetan dari kata bulai yang berarti putih seperti albino. Kata ini juga bisa digunakan dalam konteks makhluk yang berkulit putih, misalnya kerbau bulai atau kerbau bule.

Penggunaan bule sebagai istilah penyebutan orang kulit putih menyerupai penggunaan kata ang mo di Singapura, kata gwailou di Hong Kong, dan kata mat salleh di Malaysia.

Di dalam memoar A Life Beyond Boundaries yang diterbitkan lima bulan setelah Anderson meninggal, memoar tersebut menceritakan bagaimana beliau mempopulerkan kata bule pada tahun 1962-1963:

Baca Juga: Buntut Pemecatan Guru Honorer Karena Posting Gaji Rp700 Ribu, Wakil Ketua DPD RI Akhirnya Buka Suara

"Melihat kulit saya, yang tidak putih tapi merah muda kelabu, saya menyadari bahwa warna itu dekat dengan warna kulit binatang albino (kerbau, sapi, gajah, dan sebagainya), yang disebut orang Indonesia dengan istilah lepas bulai atau bule," kata Anderson di dalam memoar tersebut.

"Jadi saya memberi tahu teman-teman muda saya bahwa saya dan orang-orang yang mirip saya seharusnya disebut bule, bukan putih," tambahnya.

Teman-teman Indonesia beliau menyukai gagasan tersebut dan kemudian menyebarkannya di antara orang terdekat lainnya.

Secara bertahap kata itu menyebar ke surat kabar dan majalah sampai menjadi bagian dari bahasa Indonesia sehari-hari.

Tapi hal tersebut bukan berarti Anderson menciptakan istilah orang bule.

Baca Juga: Cair Utuh Tanpa Potongan, Ini Jadwal Pencairan THR untuk PNS, TNI dan Polri Tahun 2021

Dilansir Galamedia dari tompepinsky, Dosen ilmu pemerintahan di Universitas Cornell, Tom Pepinsky, menyelidiki lebih lanjut asal-usul istilah itu dan menemukan contoh penggunaan orang bule di dalam buku Taman Siswa garapan W. le Fèbre yang diterbitkan pada tahun 1952:

"Bagi masyarakat yang biasa di jalan, di antaranya ada beberapa orang pemuda, melihat 'wong bulé' (orang putih) dengan heran mengejek. Namun, kemudian revolusi telah melupakan hal tersebut bagai angin sepoi-sepoi yang masih sedikit mengubah hidup ekonomis-sosial mereka," dalam isi buku tersebut.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Galamedia dengan judul "Jarang yang Tahu, Ini Asal-usul Istilah 'Bule' di Indonesia untuk Warga Asing".

Masyarakat yang digambarkan oleh Le Fèbre pada tahun 1952 adalah masyarakat yang menjadi fokus penelitian Anderson di dalam bukunya Java in a Time of Revolution (1972).

Maka bukan tidak mungkin bahwa Anderson mengetahui istilah orang bule saat beliau melakukan penelitian di Jawa dan kemudian mempopulerkan istilah tersebut di tahun-tahun berikutnya.***(Endit Sahdita/Galamedia)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah