20 April 2023 Ingin Lihat Gerhana Matahari Hibrida, Dosen ITB: Jangan Lakukan Hal Ini, Simak Dampaknya di Sini

9 April 2023, 16:15 WIB
20 April 2023 akan ada fenomena astronomi langka Gerhana Matahari Hibrida. Ini kata dosen ITB bagi yang akan melihatnya. /Arek Socha /

SEPUTARLAMPUNG.COM – Pada 20 April 2023 akan ada Gerhana Matahari Hibrida, yang merupakan fenomena astronomi langka. Ini peringatan dosen ITB bagi yang ingin menyaksikannya. Simak dampaknya di sini.

Fenomena astronomi Gerhana Matahari ini disebut sebagai "hibrida" karena pada proses terjadinya akan ada peralihan dari annular menjadi total dan kembali ke annular pada titik-titik tertentu di lintasannya.

Gerhana Matahari Hibrida ini terakhir kali muncul pada 1807 dan akan muncul kembali pada 2042 mendatang. Sehingga kita sangat beruntung di tahun ini bisa menyaksikan fenomena alam langka di langit tersebut.

Dilansir Seputarlampung.com dari laman BMKG, Gerhana Matahari Hibrida terjadi saat matahari, bulan, dan bumi berada tepat segaris.

Baca Juga: Idul Fitri Jatuh pada Hari Jumat, Tetap Sholat Jumat jika Sudah Sholat Ied? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah

Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari, dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.

Saat ada fenomena astronomi, banyak orang akan tertarik untuk menyaksikannya. Apalagi Gerhana Matahari Hibrida ini meruapakan momen yang langka.

Namun, sebelum menyaksikannya, penting untuk mengetahui bagaimana cara melihat Gerhana Matahari Hibrida sesuai arahan para ahli.

Baca Juga: Jadwal TV Trans 7 Hari Ini, 9 April 2023: Jam Tayang Road to MotoGP 2023. Warkop Special, dan BTS

Premana W. Premadi, dosen Astronomi ITB yang juga Kepala Observatorium Bosscha mengingatkan agar tidak melihat langsung secara kasat mata ke arah Matahari ataupun fenomena yang menyertainya seperti Gerhana Matahari.

Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan gangguan serius pada mata hingga yang terburuk adalah mengalami kebutaan.

"Apalagi jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop, harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter). Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan," kata Premana dikutip dari laman BRIN, Minggu, 9 April 2023.

Gerhana Matahari Hibrida bisa disaksikan di Pulau Kisar, Pulau Maopora, Pulau Damar, Pulau Watubela, Kampung Antalisa (Fakfak), Randepandai, Roswar, Pulau Num, Wooi, Serui, dan Biak Kota.

Baca Juga: Wisata di Bandung untuk Liburan Lebaran 2023 yang Instagramable, Cocok Kumpul Keluarga Saat Mudik

Wilayah Indonesia yang akan mengalami Gerhana Matahari Hibrida secara total (GMT) adalah Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Prediksi penampakan GMT 2023 ini akan terjadi pada pukul 12.20 WIT atau 10.20 WIB dan puncaknya ada pada pukul 13.57 WIT atau 11.57 WIB.

Dampak Gerhana Matahari Hibrida

  1. Cuaca menjadi gelap seperti malam hari
  2. Adanya penurunan suhu
  3. Perubahan perilaku hewan nocturnal (hewan malam)
  4. Terjadinya pasang air surut
  5. Merusak penglihatan hingga bisa sebabkan kebutaan jika disaksikan tanpa alat bantu dan filter khusus (solar filter)

Demikian ulasan mengenai fenomena astronomi langka pada 20 April 2023 yakni Gerhana Matahari Hibrida beserta peringatan dosen ITB jika akan menyaksikannya dan dampak yang ditimbulkan fenomena astronomi langka ini .***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: brin.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler