SEPUTARLAMPUNG.COM – Buntut panjang kematian wanita kurdi berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini, PBB menyebutkan setidaknya 300 orang tewas dalam aksi pemberontakan yang terjadi di negara Republik Islam Iran.
Kematian 300 orang yang tewas dalam aksi protes masal di Iran disampaikan oleh juru bicara Kepala HAM PBB Volker Turk.
"Meningkatnya jumlah kematian akibat protes di Iran, termasuk kematian dua anak pada akhir pekan, dan kekerasan oleh pasukan keamanan, menggarisbawahi situasi kritis di negara itu," kata juru bicara Kepala HAM PBB Volker Turk dalam jumpa pers di Jenewa, Selasa, 22 November 2022 seperti dikutip seputarlampung.com dari laman Antara News.
Baca Juga: Harga Terbaru Redmi 10A November 2022 dengan Dual Kamera 13MP dan Prosesor MediaTek Helio G25
Protes nasional yang terjadi di Republik Islam Iran disebabkan oleh kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moral pada 16 September 2022.
Dilakukannya penangkapan oleh polisi setempat dikarenakan Mahsa Amini karena mengenakan pakaian yang dianggap tidak pantas.
Otoritas setempat mengarahkan tuduhannya kepada musuh dan agen asing sebagai dalang protes, yang berubah menjadi pemberontakan dari semua lapisan masyarakat Iran.
Sejak revolusi yang terjadi pada tahun 1979, demonstrasi yang saat ini terjadi di Iran merupakan tantangan paling berani bagi para ulama penguasa.