Baca Juga: Panduan Memilih Nama Anak: Kenali Nama-nama yang Dilarang dalam Islam, Orang Tua Perlu Tahu!
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata Tak Ada Peringatan Hari Kartini di Masa Orde Baru, Begini Sejarahnya
Red Flag Fleet memikili sekitar 1500 kapal dan total 80 ribu orang prajurit. Mereka bermarkas di China Selatan, hingga menjadikan China Selatan menjadi 'wilayah tanpa hukum'.
Beberapa tahun di masa kejayaannya, suaminya Cheng meninggal dunia dan membuat Cheng I Sao sebegai kapten selanjutnya.
Di masa pemerintahannya, ia mengangkat Cheung Po Tsai yang juga pacar Cheng I Sao untuk menjadi kapten kapal yang baru dan membantu Cheng I Sao menjadi bajak laut terkuat.
Baca Juga: Punya Jejak Digital Memalukan di Media Sosial? Ini 6 Cara Hapus Postingan Lama atau Alay di Facebook
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata Tak Ada Peringatan Hari Kartini di Masa Orde Baru, Begini Sejarahnya
Di masa pemerintahan Cheng I Sao, terdapat dua peraturan yang terkenal, yaitu jika berkhianat akan dipotong telinganya dan jika memerkosa tahanan wanita akan dipenggal lehernya.
Pada 1810, Pemerintah China merasa tidsk bisa menaklukan Cheng I Sao maka akhirnya mengajak berunding.
Hal itu agar Cheng I Sao berhenti jadi bajak laut dan disepakati asal hartanya boleh disimpan.