Bulan ini, tentara merebut kekuasaan setelah menuduh kecurangan dalam pemilihan 8 November yang disapu oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Dalam demonstrasi yang terjadi setidaknya menewaskan tiga pengunjuk rasa dan satu kepolisian.
Facebook menyatakan akan melarang 'entitas komersial yang terkait dengan Tadmadaw' untuk beriklan di platform tersebut.
Dikatakannya, bahwa keputusan untuk melarang tentara Myanmar dikarenakan pelanggaran hak asasi manusia.
Pelanggaran HAM itu dinilai sangat parah dan risiko yang jelas dari kekerasan yang diprakarsai oleh militer di masa depan di Myanmar.
Selain itu, sejarah yang berulang tentara yang melanggar aturan Facebook, termasuk sejak kudeta.
Dilansir dari PR Tasikmalaya dalam artikel 'Akibat Kudeta, Facebook dan Instagram Melarang Militer Myanmar Menggunakan Platform tersebut', sejauh ini, Facebook banyak digunakan di Myanmar dan telah menjadi salah satu media komunikasi dengan orang-orang.
Meskipun sudah ada langkah resmi untuk melarang platform tersebut pada hari-hari awal kudeta.