Pilih Sputnik V Buatan Rusia, Ini Alasan Iran Tak Mau Pakai Vaksin Covid-19 Buatan Amerika dan Inggris

- 27 Januari 2021, 20:45 WIB
Vaksin Sputnik V
Vaksin Sputnik V /Instagram.com/@sputnik_vaccine/

SEPUTAR LAMPUNG - Pandemi Covid-19 yang telah melanda seluruh penjuru dunia membuat hampir dalam setahun terakhir membuat banyak negara begitu bersemangat melaksanakan vaksin Covid-19 untuk warga negaranya.

Sebagian negara membuat sendiri namun sebagian yang lain memutuskan untuk membeli dan memakai vaksin buatan negara lain. 

Terkadang, satu negara memakai vaksin dari berbagai negara sekaligus selain juga mengupayakan membuat vaksin sendiri. 

Baca Juga: Jika Kesehatan Mentalmu Terkikis Gara-gara Media Sosial, Segera Istirahat atau Auto Hapus Akun!

Persoalan vaksin rupanya tak hanya terkait dengan efektivitas dan anggaran. Ada negara yang memiliki pertimbangan khusus sehingga memutuskan hanya mau menggunakan vaksin dari negara tertentu saja.

Salah satu negara yang cukup selektif dalam memilih vaksin adalah Iran. Sebagaimana diketahui, angka warga yang terpapar Covid-19 di negara ini cukup besar.

Dikutip dari Reuters melalui ANTARA pada Rabu, 27 Januari 2021, secara resmi Iran mencatat sebanyak 1,38 juta kasus dengan 57.560 kematian, berdasarkan data pemerintah per 26 Januari.

Baca Juga: Bunda Hits, Ternyata Tomat Punya 9 Manfaat Ini Untuk Kesehatan Kulit, Cuss Beli!

Angka ini cukup tinggi dan dikhawatirkan jumlah sebenarnya di lapangan lebih tinggi lagi. Meski demikian, pemerintah setempat mengabarkan bahwa telah terjadi penurunan kasus harian dalam beberapa pekan terakhir.

Sebagaimana halnya negara lain yang mulai melakukan vaksinasi, Iran juga berencana melakukan hal yang sama.

Iran memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 Sputnik V dari Rusia, serta berencana untuk mengimpor dan memproduksi sendiri vaksin tersebut, demikian keterangan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

"Vaksin Sputnik V pada hari kemarin telah didaftarkan dan disetujui oleh otoritas kesehatan kami," kata Zarif, dalam pertemuan dengan Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, Selasa.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 Halaman 123 124 125 126 127 128 Tematik SD Subtema 3 Perubahan Cuaca

"Tidak lama lagi, kami berharap dapat membelinya, juga melakukan produksi bersama," kata Zarif menambahkan.

Sebelumnya pada bulan Januari ini, Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamanei--sebagai otoritas tertinggi negara itu--melarang pemerintah mengimpor vaksin dari Amerika Serikat dan Inggris, yang disebutnya mungkin akan menyebarkan infeksi ke negara-negara lain.

Sejauh ini Iran mencatat sebanyak 1,38 juta kasus dengan 57.560 kematian, berdasarkan data pemerintah per 26 Januari, namun telah terjadi penurunan kasus harian dalam beberapa pekan terakhir.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x