19 Tahun Perang, Pemerintah Afghanistan dan Taliban Kini Siap Berdamai

- 3 Desember 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi kehidupan masyarakat Afghanistan yang damai tanpa perang.
Ilustrasi kehidupan masyarakat Afghanistan yang damai tanpa perang. /Pixabay/Karl Allen Lugmayer/

SEPUTAR LAMPUNG – Pemerintah Afghanistan dan Taliban berencana mengakhiri perang panjang yang telah dilakukan selama 19 tahun.

Kesepakatan untuk melakukan pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban bahkan telah sampai pada kesepakatan tertulis pertama.

Rabu 2 November 2020 adalah hari kesepakatan pertama itu dilakukan. Dalam kesepakatan tersebut dijelaskan penjabaran jalan ke depan untuk diskusi lebih lanjut terkait pembicaraan yang lebih substantif, termasuk pembicaraan tentang gencatan senjata.

"Prosedur termasuk pembukaan negosiasi telah diselesaikan dan mulai sekarang, negosiasi akan dimulai dalam agenda," kata Nader Nadery, anggota tim negosiasi pemerintah Afghanistan, dilansir dari laman Aljazeera.

Baca Juga: Jarang Terlihat Publik, Anak JK Tiba-tiba Laporkan Ferdinand Hutahaean dan Rudi S Kamri ke Bareskrim

Juru bicara Taliban mengkonfirmasi hal yang sama di Twitter.

"Sebuah komite kerja bersama ditugaskan untuk menyiapkan rancangan topik untuk agenda (pembicaraan damai)," kata pernyataan bersama dari kedua belah pihak.

Juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Sediq Sediqqi, mengatakan langkah yang tengah dihadapi di Twitter.

"(Perjanjian) adalah langkah maju untuk memulai negosiasi tentang masalah utama, termasuk gencatan senjata yang komprehensif sebagai tuntutan utama rakyat Afghanistan,” tulisnya mengutip pemimpin Afghanistan.

Baca Juga: Jelang Pilkada Serentak, Pengawas TPS di Lampung Jalani Tes Cepat, 185 Orang Reaktif

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengucapkan selamat kepada kedua belah pihak atas ketekunan dan kemauan untuk menemukan kesamaan.

Ia juga mengatakan, Amerika Serikat akan bekerja keras dengan semua pihak dalam mengejar pengurangan kekerasan dan gencatan senjata yang serius.

Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa kedua pihak telah menyetujui perjanjian tiga halaman yang mengatur aturan dan prosedur untuk negosiasi mereka pada peta jalan politik dan gencatan senjata yang komprehensif.

Diketahui, kesepakatan tersebut muncul setelah diskusi berbulan-bulan di Doha, ibu kota Qatar, dalam negosiasi yang didorong oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Warga Solok Dikejutkan Dua Ekor Harimau yang Masuk ke Permukiman Warga

Di Afghanistan, kedua belah pihak masih berperang, dengan serangan Taliban terhadap pasukan pemerintah terus berlanjut.

Taliban telah menolak untuk menyetujui gencatan senjata selama tahap awal pembicaraan, meskipun ada panggilan dari ibu kota Barat dan badan-badan global, yang mengatakan bahwa itu hanya akan diambil jika jalan ke depan untuk pembicaraan telah disepakati.

Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons menyambut baik perkembangan positif yang terjadi antara Taliban dan pemerintah.

“Terobosan ini harus menjadi batu loncatan untuk mencapai perdamaian yang diinginkan oleh semua rakyat Afghanistan,” kata dia. ***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah