Bantu Dunia Akhiri Wabah Covid-19, Bank Dunia Gelontorkan Rp 176,4 Triliun untuk Obat dan Vaksin

15 Oktober 2020, 10:30 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Tasikmalaya pikiran-rakyat.com

SEPUTAR LAMPUNG - Sejumlah vaksin Covd-19 mulai mendekati tahap akhir sebelum siap didistribusikan ke seluruh penjuru dunia.

Banyaknya warga negara yang terinfeksi, membuat banyak negara harus mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit.

Bukan hal yang mudah. Karena selain harus menganggarkan dana obat untuk warganya yang terinfeksi dan vaksin Covid-19 jika nanti sudah siap didistribusikan, banyak negara juga harus berjibaku dengan masalah ekonomi.

Menyadari kesulitan ini, Bank Dunia mengatakan bahwa dewan eksekutifnya telah menyetujui alokasi dana senilai 12 miliar dolar AS (sekitar Rp 176,4 triliun).

Baca Juga: Bocoran CPNS 2021: Menpan RB Sebut Pemerintah akan Rekrut 1 Juta PNS, Ada Formasi Prioritas

Diberitakan oleh Galamedia.com sebelumnya dalam artikel "Bank Dunia Gelontorkan Rp 176,4 Triliun untuk Obat dan Vaksin Covid-19", angka itu disiapkan untuk membantu negara-negara berkembang membeli dan mendistribusikan vaksin, obat-obatan, serta perlengkapan tes Covid-19.

Dana tersebut merupakan bagian dari total anggaran senilai 160 miliar dolar AS (sekitar Rp 2.352 triliun) yang akan disediakan oleh Bank Dunia untuk membantu negara-negara berkembang menanggulangi pandemi Covid-19 sampai Juni 2021.

Komitmen itu telah diberitakan oleh Reuters pada September 2020. Bank Dunia mengatakan program tersebut juga akan membiayai dukungan teknis.

Baca Juga: Kuliah Gratis di Inggris dengan Beasiswa Chevening, Segera Daftar Sebelum 3 November 2020!

Artinya, negara penerima dapat mempersiapkan distribusi vaksin dalam jumlah besar. Termasuk mengirim sinyal ke perusahan farmasi untuk memproduksi vaksin Covid-19 dalam jumlah besar.

Laporan Bank Dunia edisi Oktober 2020 menunjukkan pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian di Asia Timur dan Pasifik terpuruk.

"Covid-19 tidak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin, tapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa.

Baca Juga: Beasiswa WARDAH 2020 Khusus untuk Perempuan! Simak Persyaratannya, Segera Daftar Sebelum 3 November

"Kawasan ini dihadapkan kepada serangkaian tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya, dan pemerintah menghadapi pilihan yang sulit," sambungnya dilansir Antara.

Oleh karena situasi itu, selain mengalokasikan dana bantuan untuk pembelian vaksin dan obat, Bank Dunia juga mendesak investor dan bank agar memberi keringanan atau penundaan pembayaran utang, utamanya dari negara-negara miskin dan berkembang yang terdampak Covid-19.

Presiden Bank Dunia David Malpass pada minggu lalu mendesak investor dan pemberi pinjaman agar memberi kemudahan bagi negara-negara miskin dan berkembang untuk melakukan restrukturasi utang.***(Lucky M. Lukman/Galamedia)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler