Beralasan Buru Pejuang Hamas, Rudal Israel Serang Kamp Pengungsian Terbesar di Jalur Gaza, 8 Anak Tewas

16 Mei 2021, 08:25 WIB
Menara Gedung Kantor Berita Asing di Gaza, Palestina, luluh lantak akibat serangan udara militer Israel /Reuters

SEPUTAR LAMPUNG - Agresi Israel ke wilayah Palestina semakin membabi buta dan kembali memakan korban jiwa.

Dengan alasan mengejar pejuang Hamas yang berlindung di kamp pengungsi PBB dan fasilitas kamp pengungsian, rudal Israel menyerang kamp Shati yang merupakan kamp pengungsian warga Palestina terbesar di Jalur Gaza.

Atas insiden yang sangat brutal ini, dikabarkan setidaknya 10 anggota keluarga Palestina tewas usai serangan tersebut.

Yang lebih mengenaskan, 8 dari 10 korban tersebut adalah anak-anak. Sementara 2 lainnya adalah wanita.

 Baca Juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Sirkuit Le Mans Prancis, Lagi-Lagi Quartararo Rebut Pole Position

Serangan udara Israel telah menimpa rumah korban, tepatnya di kamp pengungsi Shati di Jalur Gaza.

Setelah malam kelima pemboman tanpa henti di daerah yang terkepung. Pada Sabtu, 15 Mei 2021 dini hari, petugas penyelamat sedang menggali puing-puing rumah keluarga Abu Hatab di mana diyakini lebih banyak orang terkubur.

Sedikitnya 15 orang juga terluka dalam serangan udara itu. Mohammed al-Hadidi memberi tahu Al Jazeera bahwa istri dan empat putranya Suheib berusia 14 tahun, Yahya 11 tahun, Abdelrahman 8 tahun, dan Wisam 6 tahun semuanya tewas.

Dalam kejadian itu, sebelumnya mereka mengunjungi saudara laki-laki istrinya untuk merayakan Idul Fitri saat aksi mogok kerja terjadi.

Dikabarkan pula bahwa seorang wanita lain dan keempat anaknya juga tewas. Lebih lanjut, Al-Hadidi mengatakan putranya yang masih bayi, Omar yang merupakan anak satu-satunya selamat dari serangan itu.

 Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur Ungkap Potret Langka Presiden dan Wapres, Netizen : Jangan Sebar Hoax

“Alhamdulillah saya masih punya Omar,” kata Al-Hadidi.

Sementara itu, Almeqdad Jameel seorang penduduk kamp pengungsi Shati, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya lima rudal ditembakkan dari pesawat tempur Israel di rumah tersebut.

“Tembok api memenuhi jalan, pecahan peluru dan kaca beterbangan ke mana-mana,” kata Almeqdad Jameel.

Ia menuturkan pada saat kejadian itu, suara dari serangan rudal Israel hingga memekakkan telinganya, dan membuat takut semua orang.

Di samping itu, Nabil Abu Al Reesh, seorang dokter yang merawat korban di Rumah Sakit al-Shifa, mengatakan bahwa para responden masih berusaha untuk menemukan lebih banyak mayat dan mencari tahu siapa saja yang menjadi korban dari serangan itu.

“Ini benar-benar pembantaian yang tidak bisa dijelaskan,” katanya kepada Al Jazeera

Selain itu, seorang anak laki-laki yang terluka dalam serangan itu menuturkan kepada Al Jazeera dari rumah sakit bahwa rudal militer Israel menghantam hingga jendela-jendela pun ikut pecah.

 Baca Juga: Hujan Deras dan Pecah Ban, Sebuah Bus Hijau Terguling di Mesuji Lampung

“Itu mengenai kepala kami. Kami terluka. Kami mulai berlari tanpa alas kaki dan saudara perempuan saya meninggalkan semua barang milik kami,” katanya.

Usai serangan itu, pemakaman untuk keluarga diadakan pada Sabtu pagi.

Demikian menurut, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA), Shati adalah kamp pengungsi terbesar ketiga di Jalur Gaza dan salah satu yang paling padat.

“Ini adalah rumah bagi lebih dari 85.000 pengungsi, yang semuanya tinggal di area seluas hanya 0,52 kilometer persegi,” katanya.

Tamara Alrifai, direktur komunikasi strategis dan juru bicara UNRWA, mengatakan badan pengungsi Palestina sangat terkejut dan hancur atas berita pemboman kamp pengungsi Shati.

“Kami sangat tertekan dengan perkembangan itu, sama seperti kami tertekan tentang seluruh situasi di Gaza dan sebenarnya seluruh situasi wilayah Palestina yang diduduki,” katanya kepada Al Jazeera.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul "10 orang Termasuk 8 Anak Tewas Usai Serangan Udara Israel di Kamp Pengungsian Gaza Palestina".

Menurutnya, apa yang terjadi di Gaza tidak dapat dipisahkan dengan apa yang terjadi di Tepi Barat, protes dan penggunaan kekuatan tanpa pandang bulu oleh pasukan keamanan Israel yang menjadi pemicu peristiwa di Gaza dan yang sekarang menjadi bencana kemanusiaan di Gaza.

Namun, Israel mengatakan pasukannya tidak menargetkan warga sipil, tetapi pejuang Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza, bersembunyi di antara mereka.

Terkait hal itu, Alrifai membantah bahwa pejuang Hamas telah berlindung di kamp pengungsi PBB dan fasilitas seperti kamp Shati.

“Ini adalah disinformasi total, bahwa Hamas [sedang] bersembunyi di kamp-kamp PBB dan itulah alasan untuk menyerang kamp pengungsi yang sangat padat penduduknya atau menyebabkan kerusakan yang berlebihan pada markas UNRWA, seperti yang terjadi dua hari lalu,” kata Alrifai.***(Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler