Waspada! Hati-hati Jangan Sampai Anda Jadi Korbannya, Berikut Isi Pesan 2 Hacker yang Berhasil Tipu Warga AS

19 April 2021, 13:20 WIB
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Ketua FBI John Kim saat rilis pemalsuan website milik AS di Polda Jatim, Kamis (15/4/2021) /Anto/

SEPUTAR LAMPUNG - Pernahkah terlintas di pikiran Anda untuk menjadi seorang hacker?

Hacker atau peretas merupakan sebuah profesi yang seringkali dikaitkan dengan tindakan kriminal.

Pasalnya, dalam beberapa kasus hacker memang merugikan sistem yang sudah dibuat seaman mungkin.

Baca Juga: Mencurigakan! Mendadak Kapal Tanker China 'Terpantau' Ada di Perairan Maluku, Ada Keperluan Apa?

Dari definisi tersebut sudah tentu seorang peretas merupakan orang-orang yang jenius dalam bidang sistem komputer.

 

Baru-baru ini, Indonesia dibuat gempar dengan  tingkah dua hacker asal Jawa Timur yang bikin geleng-geleng kepala.

Bahkan, saking liciknya, kedua hacker asal Indonesia ini sampai diburu oleh FBI, kepolisian Amerika Serikat.

Baca Juga: Benarkah Terompet Sangkakala Siap 'Ditiup' oleh Malaikan Israfil? Berikut Bukti dan Penjelasannya

Pasalnya, dikutip dari Antara, dua hacker asal Indonesia ditangkap setelah membuat situs palsu pemerintah Amerika Serikat untuk menipu puluhan ribu warga Negeri Paman Sam.

Kedua hacker itu juga memanfaatkan situs palsu untuk mencuri data warga Amerika.

Hal itu terungkap setelah kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) melalui Hubinter Mabes Polri berhasil mengungkap kasus pembobolan bantuan Covid-19 Amerika Serikat oleh hacker Indonesia.

Baca Juga: Nilai Ekspor Tanaman Hias Provinsi Lampung Meningkat Sebesar 757%

Adapun kedua hacker yang kini menjadi tersangka itu adalah Shofiansyah Fahrur Rozi dan Michael Zeboth Melki Sedek Boas Purnomo. Keduanya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan dua orang itu telah melakukan tiga kejahatan sekaligus.

"Tindak pidana yang dilakukan ada tiga. Pertama, pelaku membuat laman palsu, kedua, menyebarkan laman palsu ini, dan yang ketiga, mengambil data orang lain secara ilegal," ucapnya sebagaimana dikutip dari Antara pada Jumat, 16 April 2021.

Baca Juga: Jangan Asal Ceplas Ceplos, Ini 5 Adab Bercanda Menurut Rasulullah, Beserta Hadits dan Terjemahannya

Hacker tersebut mengirim SMS blast agar para warga Amerika mengklik tautan tersebut. Setelah diklik, warga yang tertipu kemudian mengisi identitasnya.

"Jumlah website palsu yang dibuat ada 14. Lalu disebar melalui SMS, dan SMS ini disebar menggunakan software atau SMS blast. Setelah diterima orang-orang ada yang tertipu dan ada yang tidak. Yang tertipu membuka link website dan mengisi data-datanya," ujar Nico, seperti dikutip dari Kominfo Jatim, Jumat, 16 April 2021.

Dia menjelaskan data palsu yang digunakan ini digunakan untuk mendapatkan bantuan Covid-19 dari pemerintah AS.

Baca Juga: IU dan Lee Joon Gi Berharap Bakal Ada 'Scarlet Heart: Ryeo' Musim Kedua!

Dari situs palsu itu, hacker berhasil mendapatkan 2.000 dolar AS atau setara Rp29 juta apabila mengisi identitas data bantuan Covid-19 AS.

"Pengisian data itu dibuat tersangka untuk mengambil sejumlah uang. Yang mengisi data dan yang tertipu sebagian besar warga negara AS. Ini orang-orang yang kena tipu  mengisi data bantuan Covid-19, apabila sesuai mendapat 2.000 Dolar AS," ucap Nico.

Dari aktivitas tersebut, dua hacker ini berhasil menyebar domain palsu ke 27 juta nomor telepon warga AS, 30.000 diantaranya tertipu dan mengisi data diri yang dikirim melalui SMS blast.

Baca Juga: Bacaan Rukyah Al Quran Surat Yunus ayat 79 80 81 82, Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Dilansir dari Tribratanews, Kapolda Jatim, Irjen Pol. Nico Afinta mengimbau masyarakat supaya berhati-hati dan teliti ketika mendapatkan pesan singkat (sms) yang berisi tautan mencurigakan.

Dia menjelaskan tautan-tautan yang tersebar melalui sms tersebut bisa mengambil data diri untuk disalahgunakan.

Ia mencontohkan kasus yang baru saja diungkap Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim bersama FBI tentang dua WNI yang mengambil data dari warga yang terdampak Covid-19.

Baca Juga: Warga Sudah Divaksin, Israel Cabut Syarat Wajib Pakai Masker dan Aktifkan Sekolah, Bagaimana dengan Palestina?

Data tersebut nantinya digunakan untuk mencairkan dana Pandemic Unemploymet Assistance (PUA) dari pemerintah Amerika Serikat.

Biasanya, domain yang digunakan website pemerintahan palsu menggunakan .ly, .com, .info, .link dan .net.

"Masyarakat kami imbau supaya lebih waspada," tegas dia, Kamis (15/4/2021)

Baca Juga: Detik-detik Wafatnya Rasulullah, Ada Nama yang Terus Disebut oleh Nabi Muhammad SAW, Siapakah Dia?

Selain itu, Kapolda juga meminta kepada masyarakat Indonesia, terutama di Jawa Timur agar tidak melakukan tindak pidana membuat situs palsu, menyebarkan, dan mengambil keuntungan.

"Peringatan bagi siapa saja supaya tidak membuat scampage atau website-website palsu untuk mencari keuntungan," jelas Kapolda.

Sementara itu, dilansir dari Zona Jakarta dalam artikel "Jangan Dibuka! Ini Isi SMS 2 Hacker Indonesia yang Jebol Keamanan Amerika, FBI dan Polri Sudah Peringatkan!",Ketua Tim FBI John Kim mengatakan akan bekerja sama dengan kepolisian Indonesia dalam mendukung dan melawan kejahatan siber.

Baca Juga: Kata Ganti Tuhan dalam Kalimat, Materi Tema 8 Kelas 2 SD Halaman 7

"Kami akan terus mendukung Indonesia dan kepolisian Indonesia dalam melawan kejahatan, khususnya kejahatan siber," pungkas John Kim.***(Lusi Nafisa/Zona Jakarta)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler