Melesat Ke 7 Besar Bank Nasional, Bank Syariah Hasil Merger Diprediksi juga Masuk 10 Besar Global

- 14 Oktober 2020, 12:49 WIB
3 Bank Syariah Merger
3 Bank Syariah Merger /IAS Gatewayy//IAS Gatewayy

SEPUTAR LAMPUNG - Kabar bahagia terkait rencana merger bank syariah milik BUMN kita dengar awal minggu ini.

Yakni dengan ditandatanganinya Conditional Merger Agreement (CMA) tiga bank syariah nasional milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Penandatanganan CMA itu dilakukan pada Senin, 12 Oktober 2020. Merger ketiganya diharapkan rampung pada Februari 2021.

Dengan bersatunya ketiga bank umum syariah (BUS) tersebut, total aset hasil merger diperkirakan mencapai Rp220 triliun hingga Rp225 triliun.

Baca Juga: Tiga Bank Syariah Milik BUMN akan Merger, Bagaimana Nasib Nasabah dan Karyawan?

Rinciannya adalah sebagai berikut: aset BSM mencapai Rp 114,4 triliun, BNI Syariah tercatat sebanyak Rp 50,7 triliun, dan BRI Syariah memiliki aset sebesar Rp 49,5 triliun.

Dengan jumlah tersebut, hasil merger iketiga BUS berpotensi menempati posisi 7 atau 8 teratas di sektor perbankan dalam negeri.

Sebagaimana diketahui, bank dengan aset terbesar di Indonesia saat ini ditempati oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Di bawahnya berurut-turut ada Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank CIMB Niaga.

Untuk peringkat ke-7 ditempati oleh Bank OCBC NISP dengan total aset Rp 182 triliun per akhir Juni 2020.

Baca Juga: Pasar Merespon Positif, Saham BRI Syariah Melonjak Drastis Usai Merger Bank Syariah Diumumkan

Menurut Ketua Tim Project Management Office sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi, bank syariah BUMN tersebut nantinya juga bisa menjadi pemain utama di pasar global.

Potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar nantinya akan terbuka lebar. 

"Tentunya karena ini tiga bank jadi satu, mungkin kita juga ingin bahwa bank ini bisa "go international", "go global", dan kakinya juga kuat di domestik. Kemungkinan besar pemegang saham nanti akan memikirkan suatu nama yang bisa memiliki "value proposition" yang ada di dunia internasional, tentunya ini juga namanya yang "common" di perbankan syariah. Tapi belum ada, sedang dipikirkan namanya," ujar Hery saat jumpa pers secara daring seperti dikutip dari Antara, Rabu, 14 Oktober 2020.

Pada 2025, total aset bank syariah hasil merger tersebut diharapkan bisa mencapai Rp390 triliun, target pembiayaan yang mencapai sekitar Rp272 triliun, dan pendanaan hingga Rp335 triliun.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: ANTARA Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah