Peluang Bisnis! Talas Ini Diincar Australia dan Belanda, Butuh 300 Ton Lebih Setiap Minggunya

5 Oktober 2020, 06:45 WIB
Talas beneng. /Dicky Mawardi/Galamedia/

SEPUTAR LAMPUNG - Kabar baik bagi petani Indonesia yang mungkin saat ini bingung mau menanam apa di tengah ketidakpastian hasil pertanian akhir-akhir ini.

Salah satu talas Indonesia, talas beneng, ternyata memiliki peluang ekspor yang sangat besar. Permintaan luar negeri akan talas ini sangat tinggi khususnya ke Australia dan Belanda.

Daun talas beneng oleh perusahaan di Australia dimanfaatkan sebagai bahan baku rokok. Kelebihannya tidak mengandung nikotin sehingga lebih aman digunakan.

Setiap minggunya, perusahaan Australia membutuhkan sekitar 300 ton daun talas beneng. Jumlah ini ternyata belum bisa terpenuhi sepenuhnya.

Baca Juga: UPDATE TERBARU! Nomor Pengaduan Kartu Prakerja Berubah, Catat Nomor dan Live Chat Barunya di Sini

Tingginya permintaan talas beneng membuat sejumlah petani tertarik untuk menanamnya. Seperti petani di Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Diberitakan oleh Galamedia.com sebelumnya dalam artikel berjudul "Diincar Australia dan Belanda, Petani Cililin Bandung Barat Heboh Tanam Talas Beneng", salah seorang petani di Batulayang, Beben mengatakan, dirinya tertarik menanam talas beneng karena pangsa pasarnya menjanjikan. Terutama untuk ekspor ke Australia dan Belanda yang masih terbuka lebar.

"Australia butuh daun talas beneng dalam jumlah yang sangat besar. Mereka butuh sampai 300 ton per pekan ," kata Beben petani asal Kampung Pasir Nangka, RT 002/RW 015,Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Ahad 4 Oktober 2020.

"Lain halnya dengan Belanda, negara ini butuh batangnya. Permintaannya juga cukup banyak yang sampai sekarang belum mampu dipenuhi petani di Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: UPDATE Harga IPhone Terlengkap Awal Oktober 2020: Mulai dari iPhone 4, iPhone 5,hingga iPhone 11Kebutuhan talas beneng sebagian besar masih dipasok petani dari Banten. Namun belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor ke Australia.

"Banten baru bisa ekspor sebanyak 50 ton. Kebetulan di Bandung Barat lahannya masih sangat luas untuk budidaya talas beneng, sehingga bisa memenuhi permintaan Australia " ungkapnya.

Mudah

Hasil konsultasi dengan petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Beben kemudian mencoba menanam talas beneng di lahan miliknya. Tahap awal ditanam pada lahan seluas 1 hektare.

Baca Juga: Jangan Terlewat! Kuota Bantuan 2,4 Juta UMKM Ditambah 3 Juta, Cek Syaratnya di Sini

"Agustus lalu sudah mulai ditanam. Untuk daunnya tiga bulan sudah bisa dipanen, sementara batangnya baru dapat dipanen setelah delapan bulan. Harga jualnya sekitar Rp 4.000 per kilogram," kata Beben.

Talas beneng memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan bobot bisa mencapai 50 kilogram. Pemeliharaannya relatif mudah dan biayanya mudah.

"Tidak sulit memelihara talas beneng dan tidak perlu mengeluarkan ongkos yang mahal. Pokoknya murah," tukasnya.***(Dicky Mawardi/Galamedia)

 

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler