Kesimpulan Kisah Rasulullah Mencoret Tujuh Kata dalam Perjanjian Hudaibiyah: Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 155

17 Februari 2024, 07:00 WIB
Kesimpulan Kisah Rasulullah Mencoret Tujuh Kata dalam Perjanjian Hudaibiyah: Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 155 /Freepik/Seputar Lampung

SEPUTARLAMPUNG.COM – Simak kunci jawaban Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 8 SMP halaman 155 kurikulum merdeka belajar dibawah ini.

Pada halaman 155 siswa diminta untuk menuliskan kesimpulan berdasarkan kisah Rasulullah Mencoret Tujuh Kata dalam Perjanjian Hudaibiyah. Berikut ini kisahnya:

Pada tahun 628 M, sekitar tahun 1400 pengikut Raslullah Saw. dari Madinah pergi ke Makah untuk melaksanakan Umroh. Namun kaum Quraisy tidak rela hal itu terjadi. Mereka menyiagakan pasukan yang cukup besar untuk menghadang rombongan Rasulullah di pintu masuk kota Makah. Rasulullah Saw yang tidak menginginkan terjadinya peperangan pun mengambil jalan perundingan. Akhirnya disepakatilah sebuah perundingan yang kemudian dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Baca Juga: Pendaftaran SNBP 2024 Dibuka, Ini Daftar Universitas atau PTN Penerima dengan Kuota Terbanyak, Ada Pilihanmu?

Perundingan itu berjalan alot. Banyak klausul yang merugikan kaum muslimin. Meskipun demikian Rasulullah Saw tetap memimpin perundingan dengan tenang. Beberapa usulan yang ditolak oleh perwakilan Quraisy di antaranya adalah tulisan bismillāhirrahmānirrahīm diganti dengan bismika Allāhumma. Perwakilan Quraisy juga menolak kalimat Muhammad Rasūlullah dan diganti dengan Muhammad bin Abdullah.

Kalau dihitung ada tujuh kata yang dihapus dalam peristiwa tersebut, yakni lima kata dalam kalimat bismillāhirrahmānirrahīm (bi, ism, allāh, ar-rahmān, ar-rahīm dan kalimat rasūlullah (rasūl dan Allāh). Rata-rata sahabat nabi merasa keberatan dan memprotes penghapusan itu. Tapi Nabi Muhammad Saw menerimanya. Bagi Rasulullah Saw tercapainya kesepakatan untuk menghindari peperangan adalah tujuan utama meskipun isi kesapakatan “mengurangi” kebesaran nama agama pada tataran simbolis.

Bukankah kisah ini hampir sama dengan kisah penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta? Wallahu a’lām

Jawaban:

Berdasarkan kisah Rasulullah Mencoret Tujuh Kata dalam Perjanjian Hudaibiyah, maka dapat disimpulkan:

  • Ketegasan Rasulullah dalam Mencapai Damai

Kisah Perjanjian Hudaibiyah menunjukkan keteguhan Rasulullah dalam mencapai perdamaian. Meski beberapa usulan merugikan ditolak, Rasulullah tetap memimpin perundingan dengan kepala dingin untuk menghindari konflik bersenjata.

Baca Juga: 10 Deretan Film Bioskop Indonesia yang Tayang Bulan Maret 2024, Mulai dari Genre Horor hingga Romantis

  • Pengorbanan Simbolis untuk Kedamaian

Penghapusan tujuh kata. terutama kalimat-kalimat penting dalam kalimat bismillahirrahmanirrahim dan Rasulullah, yang menunjukkan pengorbanan simbolis demi mencapai kesepakatan damai. Hal ini menunjukkan prioritas Rasulullah terhadap perdamaian dibandingkan menjaga perkataan secara harafiah.

  • Reaksi Sahabat Nabi dan Penerimaan Keputusan

Meski sempat mendapat protes dari beberapa sahabat Nabi terkait penghapusan tujuh kata tersebut, mereka akhirnya menerima keputusan Rasulullah. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan ketaatan para sahabat terhadap kepemimpinan Rasulullah.

  • Tujuan Utama Kesepakatan Adalah Kedamaian

Perjanjian Hudaibiyah menunjukkan bahwa tujuan utama Rasulullah adalah menghindari perang, meskipun itu berarti melakukan pengorbanan simbolis dalam istilah agama.

  • Keberanian dan Kecerdasan Diplomasi

Rasulullah menunjukkan keberanian dalam menghadapi situasi sulit dan kecerdikan diplomasi dalam mencapai kesepakatan yang menguntungkan, meski harus menghadapi klausul yang merugikan.

*) Disclaimer:

1. Pembahasan di atas hanya sebagai referensi belajar.

2. Soal di atas merupakan pertanyaan terbuka. Artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku di atas.

3. Artikel ini tidak mutlak menjamin kebenaran jawaban. Siswa dapat mengembangkan jawaban yang lebih baik.***

 

Editor: Dzikri Abdi Setia

Tags

Terkini

Terpopuler