Baca Juga: Kumpulan Ucapan dan Kata Mutiara Hari Guru Sedunia 5 Oktober 2022, Bagikan di IG, FB, dan WA
Aremania yang tidak terima dengan kekalahan tersebut, merangsek masuk ke area lapangan.
Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
Kerusuhan tersebut semakin membesar, sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.
Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Menurut Nico, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain juga ofisial.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," tandas Nico.
Adapun di sisi lain, Bupati Malang M. Sanusi menegaskan seluruh biaya pengobatan para suporter yang tengah menjalani pengobatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung oleh Pemerintah.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.***