Meski demikian, ia menjelaskan bahwa mundurnya tim Indonesia dari turnamen All England murni kecelakaan, karena itu, kejadian ini bukan menjadi kesalahan siapapun.
“Insiden ini adalah sebuah kecelakaan murni (bukan kesalahan siapa pun), tim bulu tangkis Indonesia – dan para penumpang lain, termasuk seorang pemain bulu tangkis Turki – tiba di Inggris dengan pesawat yang membawa seseorang yang kemudian dinyatakan positif Covid-19,” ucapnya.
Lebih lanjut, Jenkins menyebutkan bahwa keputusan pemerintah Inggris yang menyatakan seluruh penumpang pesawat yang melakukan penerbangan dari turki terpapar Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri adalah normal.
“Penerbangan ini adalah sebuah pesawat kecil dengan lorong tunggal. Dalam situasi seperti ini, tindakan normal yang dilakukan adalah, menyatakan seluruh penumpang yang ada di dalam penerbangan tersebut telah terpapar Covid-19 – ini berarti semua orang semua orang terpapar di pesawat itu harus melakukan isolasi mandiri untuk melindungi kesehatan masyarakat. Peraturan pemerintah Inggris tidak mengizinkan pengecualian apapun terkait persyaratan isolasi mandiri ini,” ujarnya.
Dilansir dari PR Depok dalam artikel "Bantah Ada Diskriminasi Mundurnya Indonesia dari All England, Dubes Inggris Sebut Murni Kecelakaan", tidak hanya itu, Jenkins lebih jauh memberikan contoh sikap pemerintah Inggris yang tidak diskriminatif dalam menekan penyebaran Covid-19.
“Di Inggris, setiap orang diperlakukan sama, tanpa memandang siapapun Anda. Sebagai contoh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diminta untuk mengisolasi diri selama 10 hari pada bulan November tahun lalu, setelah bertemu dengan seseorang yang kemudian dinyatakan positif Covid-19. Dan beliau melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Setiap orang diharapkan untuk mengikuti aturan yang sama, karena kita semua berada dalam situasi ini bersama-sama,” katanya.