MENAKJUBKAN! dr. Zaidul Akbar Ungkap Rahasia Pembagian Waktu Shalat dan Kaitannya dengan Jam Biologis Manusia

- 27 September 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi mukjizat pembagian waktu shalat.
Ilustrasi mukjizat pembagian waktu shalat. /pixabay/purwakawebid

SEPUTARLAMPUNG.COM – Menakjubkan. Ternyata ada rahasia dan hikmah besar di balik pembagian waktu shalat baik yang wajib maupun sunnah dengan kesehatan manusia secara umum.

Perintah shalat lima waktu dan pembagian waktu shalat sunnah lainnya, memiliki kutamaan luar biasa, yang terkait dengan kesehatan dan kinerja tubuh.

Hal ini dijelaskan secara rinci oleh ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar melalui tiga unggahan Instagram-nya pada 6 Oktober 2020 lalu.

Dokter Zaidul Akbar memulainya dengan mengutip ayat Al-Quran surah Ghafir :61.

Baca Juga: Kumpulan Teks Ceramah - Kultum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 20 Oktober 2021/1443 H

“Allah-lah yang menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya, (dan menjadikan) siang terang benderang. Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu, dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”

Dalam unggahannya, pendakwah yang terkenal dengan resep JSr-nya ini memberikan penjelasan melalui perkataan Imam Al alusi.

“Allah telah menjadikan bagi manusia peredaran waktu secara teratur seiring pergantian siang dan malam, siang untuk berusaha, malam untuk istirahat dan tidur. Allah membagi siang dan malam dalam beberapa bagian tertentu, dimulai dari akhir malam, kira kira sepertiga malam, manusia bangun untuk mendirikan shalat malam, kemudian shalat subuh. Ditengah hari, Allah mewajibkan shalat zuhur dan memberikan waktu sejenak beristirahat, kemudian memerintahkan agar kita menjaga shalat wustha ( ashar) kemudian magrib dan isya.”

Baca Juga: Dua Amalan ini Bisa Menyelamatkan Orang Tua dari Siksa Kubur, Bukti Cinta dan Bakti Anak saat Keduanya Tiada

Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nyaris sepanjang malam, kecuali pada sepertiga malam digunakan untuk istirahat.

Menurut dr. Zaidul Akbar, pembagian waktu ini sangat sesuai dengan perputaran jam biologis manusia, yang mengatur sistem kerja seluruh tubuh.

Lebih lanjut, dr. Zaidul Akbar menjelaskan bahwa jam biologis merupakan salah satu keistimewaan penting yang dimiliki setiap mahluk hidup.

Menariknya, Allah menciptakan pengendali jam biologis manusia di bagian tengah otak yang disebut hipotalamus, organ yang bekerja mengatur jadwal kerja organ tubuh yang lain.

“Hipotalamus bekerja dengan menerima rangsang cahaya yang memasuki mata menjadi sinyal saraf. Kuatnya rangsangan cahaya berdampak negatif terhadap kerja hipotalamus dan memaksa kelenjar pineal menekan produksi hormon melatonin yang berfungsi merangsang rasa kantuk,” tulis dr. Zaidul Akbar.

Pengurangan melatonin mempengaruhi penambahan tingkat kekentalan darah serta jumlah lekosit yang berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Bacaan Surah Al Kafirun Ayat 1-6: Terjemahan Bahasa Indonesia dan Tafsir Kemenag Ayat per Ayat

“Proses itu juga menambah aliran listrik di otak, menaikan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung. Karena itulah tubuh manusia lebih aktif pada siang hari, dan begitulah sunnatullah yang telah Allah ciptakan,”lanjutnya.

Begitulah jam biologis manusia bekerja sesuai dengan ketentuan Allah yang tak berubah sepanjang masa, jam biologis tersebut bekerja mengikuti sunnatullah yang memperedarkan siang dan malam. Semua peran, fungsi anggota tubuh manusia tersebut bekerja secara menyeluruh dan seimbang yang semuanya bertujuan menciptakan kebaikan tubuh.

Kemudian, dr. Zaidul Akbar memberikan contoh.

“Pada waktu tengah hari, jaringan sel saraf, jantung, peredaran darah, dan jaringan pernafasan bkerja untuk meningkatkan produksi hormone, yang memicu organ beraktifitas seperti hormon kortisol, yang puncak produksinya terjadi di pagi hari dan hormon lain yang mendorong produksi kortisol,” jelasnya.

“Semakin tinggi kortisol semakin tinggi kemungkinan tubuh beraktifitas. Pada malam hari berlangsung produksi hormon yang mendorong tubuh beristirahat dan menenangkan diri yaitu melatonin. Hormon ini mendorong tubuh memproduksi sel sel baru dan meningkatkan kekebalan tubuh, itulah sebabnya orang yang kurang tidurnya imunnya lemah,” sambung dr. Zaidul Akbar.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Doa dan Dzikir Setelah Sholat Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW, Begini Urutannya

Para peneliti menemukan bahwa waktu-waktu shalat bersesuaian secara sempurna, dengan waktu aktifitas fisiologis tubuh manusia, hingga seakan akan waktu shalat menjadi pemandu yang menentukan aktifitas tubuh.

“Produksi hormon kortisol mencapai puncaknya pada waktu terbit matahari dan bertahan hingga dhuha . Setelah dhuha, kortisol mulai berkurang hingga waktu zuhur, di zuhur menjelang ashar, kortisol mengalami peningkatan kembali dan seterusnya, hingga kembali menurun seiring dengan terbenamnya matahari hingga titik rendahnya di pertengahan malam,” kata di. Zaidul Akbar di akhir penjelasannya.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah