Atau, dalam istilah Imam Al-Ghazali, barakah itu ziyadatul-khair ala kulli syai’, bertambahnya kebaikan atas segala sesuatu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berkah diartikan dengan “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.”
Baca Juga: Cara Mendapatkan Kartu Jaklingko, Bisa Buat Naik Banyak Kendaraan Angkot hingga MRT di Jakarta
Dalam buku Durus al-‘Am, Syaikh Abdul Malik Al-Qasimi menjelaskan bahwa berkah atau barakah adalah
وَالْبَرَكَةُ هِيَ ثُبُوتُ الْخَيْرِ الْإَلَهِيْ فِي الشَّيْءِ. فَإِنَّهَا إِذَا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا حَلَّتْ فِيْ كَثِيْرٍ نَفَعَ
“Barokah adalah adanya kebaikan yang berasal dari Allah pada suatu hal. Sesuatu yang sedikit jika mendapatkan keberkahan, berubah jadi terasa banyak. Sesuatu yang banyak jika mendapatkan keberkahan, terasa sangat besar manfaatnya.”
Dari pengertiann ini saja, setidaknya ada tiga indikator bahwa sesuatu itu diberkahi.
Pertama, sesuatu yang sedikit jika barakah akan terasa banyak. Umur pendek yang diberkahi adalah umur yang diisi dengan berbagai kebaikan dan menghasilkan banyak karya dan amal saleh.
Imam An-Nawawi hanya berusia 43 tahun, tetapi karya-karyanya ratusan judul dan dikaji hingga sekarang oleh banyak ilmuwan dan ulama.