Teks Khutbah Jumat 17 Maret 2023 Edisi Ramadhan dengan Tema: Golongan Manusia yang Tak Disukai Allah SWT

- 16 Maret 2023, 19:40 WIB
Khutbah Jumat 17 Maret 2023 Edisi Ramadhan dengan Tema Golongan Manusia yang Tak Disukai Allah SWT
Khutbah Jumat 17 Maret 2023 Edisi Ramadhan dengan Tema Golongan Manusia yang Tak Disukai Allah SWT /Pexels/Alena Darmel

Dan janganlah berputus-asa dari rahmat Allah, sebab sesungguhnya tidak akan berputus-asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kufur.

Berputus-asa tergotongkan perilaku kufur? Inilah penggolongan resmi dari Allah yang pasti benar, tegas dan perlu kita cermati. Barangsiapa berputus asa niscaya tergolongkan kaum kufur.

Kufur di sini berarti mengingkari nikmat yang telah diterima dan juga kufur dari ke-Mahakuasaan Allah SwT, bahkan kemudian kufur dari keyakinan akan adanya Allah SwT. Bukankah hanya yang kufur saja yang berani berputus-asa? Berani melanggar ketentuan-Nya? Sebab jika ada keyakinan meskipun tipis pasti tidak akan berani berputus-asa. Begitulah larangan langsung dari Allah SwT kepada kita hamba-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat Jelang Ramadhan Hari Ini 17 Maret 2023 Singkat dan Terbaru, Tema Ketika Beramal Tanpa Ilmu

Jamaah rahimakumullah,

Sikap berputus-asa ini dari tinjauan ilmu psikologi selalu berkecenderungan negatif, bahkan merusak-destruktif. Seseorang yang berputus-asa berarti telah menutup diri secara kejiwaan dari proses hidup yang selalu bergerak, berkembang. Seseorang yang berputus-asa adalah yang jiwanya mati atau mematikan diri sendiri.

Sebagai akibatnya adalah ketiadamaknaan hidup baginya sehingga mudah saja untuk merusak jiwanya, hidupnya, bahkan tidak sedikit yang juga berusaha merusak hidup dan jiwa orang lain di lingkungannya.

Dia merasakan dirinya telah rusak kemudian mengajak orang-orang lain agar juga rusak. Inilah logika psikologis seorang teroris yang berawal dari sikap putus-asa.

Guna meniadakan sikap berputus-asa, mari kita berikhtiar untuk selalu memiliki sikap mental positif (SMP) terhadap apapun yang menghadang. Berdoa sehabis shalat sesungguhnya juga dimaksudkan untuk hal ini. Dengan membaca subhanallah ‘Maha Suci Allah’ berarti meniadakan pandangan negatif dan salah sangka kepada Allah. Dengan

membaca alhamdulillah ‘segala puji bagi Allah’ berarti menanam prasangka baik dan sikap positif. Lantas dengan allahu akbar ‘Allah Maha Besar’ berarti menegaskan diri bahwa selain Allah SwT itu kecil serta bertekad menjalani hidup dengan keyakinan bersama Allah tersebut. Lengkaplah sudah unsur mental positif kita dengan ketiga doa tersebut yang kita lantunkan sepenuh jiwa dan berulang 33 kali sehingga terinternalisasikan dalam jiwa kita.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: suaramuhammadiyah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x