Bagaimana rincian dan penjelasan terlarangnya berputus asa? Bagaimana pula cara mengubah sikap dan keadaan dari berputus asa menjadi yang sebaliknya, optimistis namun tetap realistis?
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi 17 Maret 2023, Tema: Persiapan Menyambut Ramadhan
Masalah yang menghadang gerak langkah hidup kita ke depan memang tidak sedikit dan tidak ringan. Konon menurut pengamatan para ahli, dewasa ini polusi dan tingkat stress manusia jauh lebih hebat dibanding 5 atau 10 tahun lalu. Itulah hidup yang sudah berubah, bergerak dan bahkan bertambah.
Menjalani hidup berarti menghadapi dan mengatasi masalah yang menghadangnya. Kadang masalah kecil dan kadang besar.
Apapun masalah yang hadir di hadapan kita sesungguh-sungguhnya mampu kita atasi manakala kita yakin serta berupaya secara optimal. Sebab Allah SWT dzat yang mencipta kita dan Sumber segala sumber itu telah menetapkan kelayakan-kepatutan hadirnya masalah itu dengan kualitas kepribadian kita guna menghadapinya.
Dibuat-Nya setara, pas, sesuai antara masalah hidup dengan kemampuan masing-masing manusia. Ketetapan tersebut ditegaskan Allah dalam firman pada Qs Al-Baqarah [2]: 286.
Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.
Renungan dari firman ini adalah setiap masalah yang dihadapi seseorang sudah diformat sesuai serta pas untuk dihadapi oleh orang tersebut.
Masalahnya kemudian adalah, apakah orang tersebut meyakini bahwa sesungguhnya dirinya mampu dan berupaya secara optimal? Untuk inilah maka renungan, pengertian yang mendasar serta doa tulus dan keyakinan menjadi kunci penting untuk suksesnya menghadapi masalah hidup kita.