يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ
“Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”
Ada apa dengan bulan Sya’ban ini? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Itulah bulan yang manusia banyak melupakannya; letakknya berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i)
Orang lalai dengan bulan Sya’ban ini. Dia tidak memanfaatkan momentum yang begitu indah untuk berlomba-lomba menuju surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi kita banyak puasa sunnah, padahal dosa-dosa beliau yang lalu dan yang akan datang sudah diampuni. Beliau ingin diangkat amalannya dan kondisi beliau berpuasa. Itu bulan Sya’ban.
Persiapan masuk bulan Ramadhan