Namun, acapkali kita tidak pernah menyadari hal itu, malah sebaliknya mengabaikan respon mereka.
Ingatlah bahwa yang membantu kita saat kesusahan bukan orang yang terjauh atau orang yang terpandang, melainkan orang-orang terdekat dan berada disekeliling kita.
Apalagi disaat kita sakit, orang yang pertama kali menjenguk adalah kerabat-kerabat keluarga terdekat, tetangga dan teman baik kita.
Maka dari itu, sebelum kematian menjemput kita, mari jalin silaturahmi agar kita dapat menuai kemudahan disaat sedang kesusahan.
Jangan sampai rezeki kita disempitkan dengan adanya permusuhan dan saling menyakiti tersebut.
Untuk lebih lanjut, berikut khutbah Jumat bertema, ‘Persiapan Sebelum Ajal Tiba,’ disampaikan oleh Syarifuddin, Mubaligh Kepulauan Anambas, sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id.
Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.