..كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ..
“Seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi,” (QS. Al-Kahfi[18]: 45)
Seperti air yang hari hari ini kita menanti-nanti turunnya air. Kita menanti hujan itu turun. Kita melihat beberapa daerah sekarang kering, menguning, sebagian pun mati. Tapi tatkala turun air hujan, kita melihat semuanya jadi hijau. Sampai kapan dia menjadi hijau?
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,
فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا …
“Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Kahfi[18]: 45)
Yang tadinya kita lihat hijau, yang begitu mengesankan, yang begitu memukau, yang membuat hati menjadi gembira, seketika pergi menjadi kuning kembali, di bawa oleh angin terbang kesana kemari. Ditinggalkan oleh manusia. Inilah kehidupan dunia, engkau tidak akan tersenyum dalam waktu yang lama. Engkau tidak akan menikmati rumahmu dalam waktu yang cukup panjang. Jabatan yang engkau dapatkan juga tidak akan selama-lamanya di sana. Sebentar lagi engkau turun, pasti.
Ini kehidupan dunia. Yang kemarin menjadi bos, menjadi atasan, bisa jadi sekarang sudah dirumahkan. Yang kemarin memiliki kekuasaan, bisa jadi hari ini di penjara, dan esok di kuburan. Lalu mengapa manusia berlomba-lomba untuk meraih sesuatu yang dia yakini dia akan meninggalkannya?
Di ayat selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,