“Seorang muslim wajib mengajarkan kewajiban kepada Allah dan mengingatkan larangan-Nya kepada kerabat, budak wanita, dan budak laki-lakinya.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah).
Allah Ta’ala berfirman,
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا (54) وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (55)
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur`an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya. ” (QS. Maryam: 54-55).
Kepala keluarga hendaklah juga menjaga anggota keluarga dari berbagai maksiat. Sifat suami yang baik adalah bertanggung jawab pada anggota keluarganya. Karena ia akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Ingatlah, setiap kalian itu punya tanggung jawab dan setiap kalian akan ditanya tentang tanggung jawabnya.” (HR. Bukhari, no. 2554 dan Muslim, no. 1829)
Kepala keluarga yang tidak memperhatikan keluarganya hingga istri dan anak-anaknya bermaksiat disebut DAYYUTS. Lelaki semacam ini sangat merugi di akhirat.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,