Teks Khutbah Jumat Terbaru dan Singkat 27 Januari 2023, Tema: Harta Sebagai Kendaraan Menuju Ridho Allah

- 24 Januari 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi teks khutbah Jumat singkat tentang harta sebagai kendaraan menuju ridho Allah edisi Jumat 27 Januari 2023.
Ilustrasi teks khutbah Jumat singkat tentang harta sebagai kendaraan menuju ridho Allah edisi Jumat 27 Januari 2023. /Pixabay Tumisu

Dalam hal warisan, kita pun telah diseru agar merasa cemas apabila meninggalkan keturunan dalam keadaan lemah, yakni khawatir akan kesejahteraannya. Sebagaimana Sa’ad bin abu Waqqash dalam sakitnya Rasulullah larang untuk mewasiatkan seluruh, lalu sebagian hartanya untuk kepentingan umum. Padahal hartanya banyak. Hingga sepertiga saja Rasulullah ijinkan. Yang demikian itu adalah untuk menjaga agar anak yang ditinggalkannya menjadi seorang yatim tidak terlantar, melarat, dan menengadahkan tangannya meminta-minta.

Berbagai kesempatan ibadah dapat terbuka bagi seseorang. Harta yang telah ia tabung digunakan agar dapat memberi takjil pada orang-orang yang berbuka di masjid. Sebab Ramadhan menjadi waktu umat islam berlomba dalam kebaikan. Dibelanjakan sebagiannya untuk pakaian yang indah dan baru, sehingga dapat melaksanakan shalat dengannya. Dibuat masakan yang lezat-lezat, sehingga ia dapat menjamu kepada siapa saja yang berkunjung ke rumah.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru dan Singkat Edisi 27 Januari 2023, Tema: 4 Keutamaan dari Takwa Kepada Allah

Bertahun-tahun orang tua menabung, agar mendapat kesempatan mendaftar dan berangkat haji ke tanah suci. Atau tabungan itu ia berikan untuk memenuhi keperluan pendidikan tinggi putra-putrinya dalam menuntut ilmu. Dicarinya karunia Allah itu ke mana saja, dengan harapan dapat lebih mendekatkan kepada ketakwaan kepada Allah.

Namun ada pula pemilik yang tenggelam oleh hartanya. Yakni saat harta telah ia jadikan sebagai Tuhannya. Terlebih lagi menjadikan dirinya sebagai Tuhan karena luasnya harta dan kuasa yang ia miliki. Demikianlah fir’aun, dimana kemewahannya sekaligus juga adalah kelemahannya. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 88, yang artinya:

“ Dan Musa berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Firaun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.” QS. Yunus 10: 88.

Baca Juga: Materi Khutbah Jumat Pilihan Edisi 27 Januari 2023 dengan Tema Ghibah Mengurangi Pahala

Perluasan dari harta adalah kekuasaan, kedudukan, dan harta benda yang tidak terbatas. Diantaranya ada yang menjadikan harta itu sumber pahala, lainnya menjadi mabuk oleh karunia Allah yang berlimpah itu. Sebagaimana Fir’aun yang tenggelam dalam kemewahan hingga tidak lagi dapat mengendalikan diri dan berbuat semena-mena.

Kekuasaan dan kemewahan yang ia miliki telah membuatnya lupa pada daratan. Sehingga tidak lagi dapat mendengar ucapan yang benar. Sebab mereka yang berkata jujur dianggapnya ancaman, dipenjara mulutnya, dimusuhi, dan diasingkan. Tidak ada orang jujur di sekelilingnya, kecuali para penjilat, pengambil muka, dan pemuja yang menjadikan ia jauh lebih tenggelam.

Bukan hanya semena-mena, akan tetapi ia gunakan harta dan kekuasaan itu untuk menyesatkan, dan mencelakakan manusia. Digunakannya harta itu untuk berbuat kezaliman. Menindas, memperbudak, membunuh, dan melarang beribadah kepada Allah sebagaimana yang diseru oleh Nabi Musa.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: suaramuhammadiyah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah